Teknologi Mempercepat Belajar santri atau Mengundang Virus Kecanduan?

Uploaded by ZakaFahmi

March 4, 2023

Teknologi Mempercepat Belajar santri atau Mengundang Virus Kecanduan?

Oleh : Zahwa (Crew JUSI MEDIA SURABAYA) 

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

 Santri masa kini merupakan sosok generasi yang mengenal pentingnya ilmu teknologi  dan menjadi kebutuhan hidup dalam beraktivitas sehari-hari. Meski aturan pondok pesantren saat  tidak boleh membawa alat-alat elektronik, terkecuali saat hari libur handphone/warnet pondok  pun dibuka untuk para santri yang ingin menghubungi keluarga lewat TIK yang telah disediakan  oleh pondok sendiri, dan di jenguk oleh keluarganya (santri), para santri dapat mengakses,  membuat, dan memanfaatkan sosial media (sosmed) sebagai bahan belajar. Tidak sedikit 

sekarang sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram pun banyak akun yang membahas  materi-materi mulai dari Sekolah Dasar Hingga perguruan, ada pula akun yang membahas life  hack yakni tutorial lebih cepat melakukan sesuatu, baik membuat suatu benda, atau pun  menghitun soal matematika. 

Pekembangan teknologi berperan pesat dalam kehidupan sehari – hari mulai dari mencari  informasi, mencari tutorial, mencari kunci dari beberapa persoalan semua dapat diakses dengan  teknologi tak terkecuali dibidang pendidikan, peran teknologi di pendidikan sangatlah penting  mulai dari mencari rumus – rumus cepat, mencari refrensi, semua dapat di akses melalui internet. 

Secara khusus, anak-anak dan generasi sekarang dominan lebih cepat dan mahir  menggunakan berbagai produk TIK (gadget), menjadi seorang santri pun tak ada halangan untuk  belajar Ilmu Teknologi Informasi (TI) guna menambah wawasan serta skill yang dibutuhkan  untuk masa depan, karena keahlian dalam bidang TI menjadi skill yang sangat dibutuhkan 

selama beberapa tahun terakhir berhasil mempermudah kehidupan manusia, tidak ada salahnya  jika para santriwan santriwati menambah pembelajaran dalam bidang ini. Bidang informasi  teknologi ini pun punya banyak cabang lho. Misalnya, web developer, programming, atau  masalah network. Tidak semua hal bisa diretas oleh anak IT seperti layaknya cerita-cerita di  dalam film spionase. Tapi tidak semua hacker alias peretas Wah, ini adalah pendapat salah yang  harus dibenahi. 

Baca juga :   PERANAN DAN DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY 5.0

Manfaat teknologi dalam bidang pendidikan pun cukup banyak membantu para pelajar  dan nonpelajar, diantaranya : mempermudah untuk mencari sumber-sumber pengetahuan  membuat kita sebagai para pelajar lebih giat dalam belajar, mendapatkan wawasan dari internet, meningkatkan kemampuan belajar yang dapat mengembangkan ilmu teknologi serta dapat  membuat kemampuan belajar meningkat dikarenakan materi pembelajaran yang terdapat di  internet mudah dipahami dan dapat dilihat berkali kali, serta mudahnya mencari materi  pembelajaran dengan adanya platfrom youtube, ruang guru, colearn, brainly dan masih banyak  lagi yang membuat kita lebih mudah mencari materi pembelajaran dan lebih enaknya lagi bisa  bertanya langsung, mudah bukan belajar lebih mudah dan fleksibel dengan adanya gawai  membuat kita lebih mudah belajar dimanapun dan kapanpun, entah dikendaraan umum bahkan  ditoiletpun kita dapat belajar bagi kamu yang masih males malesan belajar sekarang tidak ada  alasan lagi karena dipermudah oleh teknologi.

 Mendapatkan informasi Perlombaan Serta beasiswa online pun dapat dicari di internet, tapi kita  juga harus pandai-pandai dalam mencari tahu, apakah informasi itu valid atau justru sebaliknya, pada umumnya kita juga dapat membuikan cuan dari kita menggunakan sosmed ini, seperti  membuat konten-konten menarik bermanfaat selama tidak merugikan pihak manapun, Yaps  untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika sehingga dapat menghasilkan lulusan yang cerdas  dan berkarakter, dibutuhkannya juga pelatih dan perlengkapan dalam belajar mengajar tersebut  (investasi). 

Belajar adalah investasi, dan investasi itu tak dapat hanya dilihat hasilnya berapa,  dapatnya apa, kita juga harus melihat gambaran seberapa besar sih yang harus dikeluarkan untuk  bisa (belajar), kuy kumpulkan niat tuk investasi jangka panjang. 

Problematik santri yang mulai nyaman dengan belajar menggunakan Teknologi canggih  mesin pencarian yang semuanya tersedia dan praktis, mengundang sisi negatif juga selain  beberapa unsur positif yang bisa mereka ambil dengan adanya perkembangan teknologi contoh  kecilnya adalah GOOGLE dan BRAINLY. Jalan pintas yang praktis untuk memahami sesuatu  akan mengalahkan metode membaca dari sumber asli, menghilangkan langkah untuk membaca  secara manual dari sumber buku yang tak bisa dibantahkan keasliannya, hal itu mengundang  kecanduan santri untuk belajar secara cepat dan mengandalkan mesin pencarian tanpa harus  menyaringnya terlebih dahulu. 

Baca juga :   Melihat Ancaman Virus Torajan pada Windows: Mengapa Sistem Operasi Ini Rentan?

Persoalan ddemi persoalan juga akan timbul dari dampak negatif kecanduan teknologi  yang juga membuat siswa males untuk memcaba buku samapi tuntas dan membandingkan  dengan pendapat tokoh lain di perpustakaan pondok pesantren, mereka akan lebih gemar untuk  berlama-lama di ruang leb atau ruang TIK (warnet) yang ada di pondok pesantren. Kepekaan  terhadap pengarang buku dan menulis di catatan mereka akan terkikis dengan mencari di mesin  pencarian hingga print out yang mampu menghemat waktu. Propaganda dari dampak positif dan  negative dari adanya fasilitas Teknologi di pondok pesantren memang masih diperdebatkan.  

Tuntutan zaman tak bisa di tahan hanya dengan mengandalkan metode klasik, yang  bersumber pada guru itu sendiri, siswa meski dilarang akan dengan sendirinya kecanduan  teknologi ketika mereka pulang / libur pondok. Informasi yang ditularkan oleh lingkungan  sekitar, virus aplikasi tik tok dan medsos lainnya yang menyediakan konten berpengaruh buruk  untuk para santri memang harus segera teratasi, generasi masa kini mau tak mau harus memiliki  kesadaran akan virus kecanduan ini yang sudah dirancang oleh pemikir barat yang ingin  menjajah kita lewat teknologi buatan mereka. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah  kolaborasi orang tua dan para pengajar di pondok pesantren untuk selalu mengawasi dan  menanamkan kesadaran akan bahayanya teknologi jika sudah tidak searah dengan system  pembelajaran dan kebutuhan dari santri itu sendiri. Namun jika mampu memanfaatkan teknologi  itu sangat ampuh untuk mendatangkan prestasi santri bersaing di kancah nasional amupun  internasional layaknya pembelajaran di sekolah formal pada umumnya.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *