Teknologi Mempercepat Belajar santri atau Mengundang Virus Kecanduan?
Oleh : Zahwa (Crew JUSI MEDIA SURABAYA)
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Santri masa kini merupakan sosok generasi yang mengenal pentingnya ilmu teknologi dan menjadi kebutuhan hidup dalam beraktivitas sehari-hari. Meski aturan pondok pesantren saat tidak boleh membawa alat-alat elektronik, terkecuali saat hari libur handphone/warnet pondok pun dibuka untuk para santri yang ingin menghubungi keluarga lewat TIK yang telah disediakan oleh pondok sendiri, dan di jenguk oleh keluarganya (santri), para santri dapat mengakses, membuat, dan memanfaatkan sosial media (sosmed) sebagai bahan belajar. Tidak sedikit
sekarang sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram pun banyak akun yang membahas materi-materi mulai dari Sekolah Dasar Hingga perguruan, ada pula akun yang membahas life hack yakni tutorial lebih cepat melakukan sesuatu, baik membuat suatu benda, atau pun menghitun soal matematika.
Pekembangan teknologi berperan pesat dalam kehidupan sehari – hari mulai dari mencari informasi, mencari tutorial, mencari kunci dari beberapa persoalan semua dapat diakses dengan teknologi tak terkecuali dibidang pendidikan, peran teknologi di pendidikan sangatlah penting mulai dari mencari rumus – rumus cepat, mencari refrensi, semua dapat di akses melalui internet.
Secara khusus, anak-anak dan generasi sekarang dominan lebih cepat dan mahir menggunakan berbagai produk TIK (gadget), menjadi seorang santri pun tak ada halangan untuk belajar Ilmu Teknologi Informasi (TI) guna menambah wawasan serta skill yang dibutuhkan untuk masa depan, karena keahlian dalam bidang TI menjadi skill yang sangat dibutuhkan
selama beberapa tahun terakhir berhasil mempermudah kehidupan manusia, tidak ada salahnya jika para santriwan santriwati menambah pembelajaran dalam bidang ini. Bidang informasi teknologi ini pun punya banyak cabang lho. Misalnya, web developer, programming, atau masalah network. Tidak semua hal bisa diretas oleh anak IT seperti layaknya cerita-cerita di dalam film spionase. Tapi tidak semua hacker alias peretas Wah, ini adalah pendapat salah yang harus dibenahi.
Manfaat teknologi dalam bidang pendidikan pun cukup banyak membantu para pelajar dan nonpelajar, diantaranya : mempermudah untuk mencari sumber-sumber pengetahuan membuat kita sebagai para pelajar lebih giat dalam belajar, mendapatkan wawasan dari internet, meningkatkan kemampuan belajar yang dapat mengembangkan ilmu teknologi serta dapat membuat kemampuan belajar meningkat dikarenakan materi pembelajaran yang terdapat di internet mudah dipahami dan dapat dilihat berkali kali, serta mudahnya mencari materi pembelajaran dengan adanya platfrom youtube, ruang guru, colearn, brainly dan masih banyak lagi yang membuat kita lebih mudah mencari materi pembelajaran dan lebih enaknya lagi bisa bertanya langsung, mudah bukan belajar lebih mudah dan fleksibel dengan adanya gawai membuat kita lebih mudah belajar dimanapun dan kapanpun, entah dikendaraan umum bahkan ditoiletpun kita dapat belajar bagi kamu yang masih males malesan belajar sekarang tidak ada alasan lagi karena dipermudah oleh teknologi.
Mendapatkan informasi Perlombaan Serta beasiswa online pun dapat dicari di internet, tapi kita juga harus pandai-pandai dalam mencari tahu, apakah informasi itu valid atau justru sebaliknya, pada umumnya kita juga dapat membuikan cuan dari kita menggunakan sosmed ini, seperti membuat konten-konten menarik bermanfaat selama tidak merugikan pihak manapun, Yaps untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika sehingga dapat menghasilkan lulusan yang cerdas dan berkarakter, dibutuhkannya juga pelatih dan perlengkapan dalam belajar mengajar tersebut (investasi).
Belajar adalah investasi, dan investasi itu tak dapat hanya dilihat hasilnya berapa, dapatnya apa, kita juga harus melihat gambaran seberapa besar sih yang harus dikeluarkan untuk bisa (belajar), kuy kumpulkan niat tuk investasi jangka panjang.
Problematik santri yang mulai nyaman dengan belajar menggunakan Teknologi canggih mesin pencarian yang semuanya tersedia dan praktis, mengundang sisi negatif juga selain beberapa unsur positif yang bisa mereka ambil dengan adanya perkembangan teknologi contoh kecilnya adalah GOOGLE dan BRAINLY. Jalan pintas yang praktis untuk memahami sesuatu akan mengalahkan metode membaca dari sumber asli, menghilangkan langkah untuk membaca secara manual dari sumber buku yang tak bisa dibantahkan keasliannya, hal itu mengundang kecanduan santri untuk belajar secara cepat dan mengandalkan mesin pencarian tanpa harus menyaringnya terlebih dahulu.
Persoalan ddemi persoalan juga akan timbul dari dampak negatif kecanduan teknologi yang juga membuat siswa males untuk memcaba buku samapi tuntas dan membandingkan dengan pendapat tokoh lain di perpustakaan pondok pesantren, mereka akan lebih gemar untuk berlama-lama di ruang leb atau ruang TIK (warnet) yang ada di pondok pesantren. Kepekaan terhadap pengarang buku dan menulis di catatan mereka akan terkikis dengan mencari di mesin pencarian hingga print out yang mampu menghemat waktu. Propaganda dari dampak positif dan negative dari adanya fasilitas Teknologi di pondok pesantren memang masih diperdebatkan.
Tuntutan zaman tak bisa di tahan hanya dengan mengandalkan metode klasik, yang bersumber pada guru itu sendiri, siswa meski dilarang akan dengan sendirinya kecanduan teknologi ketika mereka pulang / libur pondok. Informasi yang ditularkan oleh lingkungan sekitar, virus aplikasi tik tok dan medsos lainnya yang menyediakan konten berpengaruh buruk untuk para santri memang harus segera teratasi, generasi masa kini mau tak mau harus memiliki kesadaran akan virus kecanduan ini yang sudah dirancang oleh pemikir barat yang ingin menjajah kita lewat teknologi buatan mereka. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah kolaborasi orang tua dan para pengajar di pondok pesantren untuk selalu mengawasi dan menanamkan kesadaran akan bahayanya teknologi jika sudah tidak searah dengan system pembelajaran dan kebutuhan dari santri itu sendiri. Namun jika mampu memanfaatkan teknologi itu sangat ampuh untuk mendatangkan prestasi santri bersaing di kancah nasional amupun internasional layaknya pembelajaran di sekolah formal pada umumnya.
0 Comments