Mahasiswa-mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) – Artikel Kali ini kita akan membahas tentang teknologi ,teknologi yang diguanakan ini bukan membahas metode metode rumit juga bukan software atau pun hardware tapi alat yang terbuat dari barang bekas untuk kami terapkan di Wisata Bumi Ganjaran (WBG) yang terletak di Desa Pajangan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Wisata ini menawarkan berbagai macam wahana dan pemandangan yang akan disuguhkan kepada pengunjung. Mulai dari wahana naik perahu, sepeda air, area pemancingan, ayunan, karaoke, tenda makanan khas lamongan, pemandangan area persawahan dan tambak ditambah dengan beberapa spot foto untuk diunggah ke sosial media.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!kembali lagi ke pembahasan utama yaitu novasi teknologi penglola sampah organik atau komposter, tujuan kami adalah untuk mengurangi sampah organik yang terbuang sia sia .Sampah merupakan permasalahan karena pemusnahan dan pembuangan sampah sangat tidak seimbang, sehingga menyebabkan timbunan sampah. Sistim penanganan sampah yang ada sekarang masih mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
sebagai tempat pembuangan sampah mulai dari tingkat rumah tangga hingga desa, Salah satu upaya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dapat dilakukan melalui pemanfaatan sampah organik dengan metode pengomposan. kali ini kita akan membahas komposter apa itu komposter adalah alat pengolahan sampah organik rumah tangga melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong/timbah bekas cat bekas yang di modifikasi.
Cara Kerja Ember Tumpuk sebagai Komposter Pengurai Sampah Organik dari Dapur Keluarga
1. Masukkan buah, boleh buah yang masih segar maupun buah busuk secara berkala ke dalam ember, apa adanya, tidak perlu dipotong atau dicuci. Tutup kembali ember dengan rapat sehingga tidak ada lalat yang berkerumun masuk. Dalam suasana panas dan lembab di dalam ember, mikrobia bawaan dari buah akan cepat berkembang. Aroma senyawa volatil yang dihasilkan akan keluar melalui lubang kecil, mengundang induk lalat Hi untuk datang meletakkan telur.
2. Dalam beberapa jam telur akan menetas, menjadi larva muda dan bergerak masuk menuju material buah yang mulai terombak. Tunggu sampai larva Hi terlihat banyak dan aktif bekerja. Biasanya proses ini memakan waktu 2 minggu. Baru dapat ditambahkan sampah yang mudah busuk lainnya (sayuran atau sisa dapur). Sampah dapur dapat dimasukkan secara berkala, sampai ember penuh.
3. Lindi yang dihasilkan dibiarkan saja dalam ember bawah, tunggu setelah 2 bulan baru dapat diteruskan dengan proses pematangan menjadi pupuk organik cair (POC).
Cara Pematangan Lindi
1. Cara pematangan dilakukan dengan membuka kran, masukkan lindi ke dalam botol bening, 2 setengah bagian saja, tutup dikendorkan, jemur di terik matahari sampai warna berubah menjadi hitam coklat dan aroma lembut di hidung.
2. Pupuk organik cair (POC) yang sudah jadi dapat dipakai dengan cara diencerkan menjadi 5%, sekitar 3 sendok makan POC ditambah air 1 liter. POC dapat pula disimpan dalam drum tanpa batas kadaluwarsa, untuk digunakan pada musim berikutnya.
Larva Hi dan Kompos
1. Larva Hi dan kompos, dapat dipanen secara berkala. Larva Hi (maggot) mengandung protein sekitar 40% dan lemak 30% sangat baik dipakai sebagai pakan ikan atau ayam. Maggot dapat diberikan langsung atau ditepungkan terlebih dahulu.
2. Kompos yang dihasilkan dapat ditiriskan dan ayak untuk dipakai langsung. Kompos dapat juga dipakai sebagai sumber mikroba perombak untuk pengomposan bahan yang lain seperti kotoran kandang ternak atau dedaunan.
KKN TEMATIK 50 UTM
LOCATION: DESA PAJANGAN, SUKODADI, LAMONGAN
DPL : DR. RETNO INDRIARTININGTIAS ST, SE, MT
0 Comments