Metaverse dalam implikasinya terhadap Kemajuan Teknologi dan digitalisasi di Indonesia

Oleh: Rejja Pahrepi

rezafhlvi474@gmail.com

Bagi sebagian masyarakat awam di Indonesia mungkin istilah Metaverse masih terdengar asing dan jarang di dengar, namun dalam perkembangannya Metaverse sendiri sudah lama menjadi perbincangan di dunia internet, apalagi ketika Mark Zuckerberg CEO FACEBOOK mengubah nama perusahannya menjadi Meta Platforms Inc. pada akhir tahun 2021, hal itu seakan menandai di mulainya era realitas virtual yang menawarkan berbagai komponen dan fitur-fitur yang bersifat futuristik yang mengusung berbagai ide dan konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Dan memang umumnya tujuan dari Metaverse itu sendiri adalah untuk mempermudah setiap orang dalam beraktivitas sehari-hari seperti bekerja, mengadakan pertemuan, bermain serta menjadi sarana komunikasi yang di usung dalam konsep ruang virtual yang di gadang-gadang mampu membuat terobosan dalam segala bidang.

Dalam perkembangan istilah dan sejarah Metaverse sendiri pertama kali muncul pada tahun 1992 dalam sebuah novel berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson yang memang di dalamnya sendiri menceritakan bagaimana manusia dapat berinteraksi satu sama lain menggunakan avatar pada sebuah ruang virtual 3D yang merupakan pengejawantahan dari dunia nyata itu sendiri. Secara bahasa Metaverse terbagi menjadi dua hal yaitu “Meta” yang berarti ‘di luar/melebihi’ dan “Verse” yang berarti adalah ‘Semesta’ dan mempunyai makna “di luar atau melebihi semesta”.

Di Indonesia Metaverse sudah menjadi buah bibir di kalangan para pegiat teknologi maupun masyarakat yang tertarik dengan kemudahan serta investasi yang di tawarkan oleh Metaverse sendiri. Pengaplikasian tersebut tentunya harus dilakukan penyempurnaan terhadap berbagai komponen dan fitur dari Metaverse dan edukasi mengenai cara pengoperasian serta kegunaan dari berbagai alat pendukung utama Metaverse yaitu Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang berfungsi membawa pengguna dalam penjelajahannya ke dalam dunia virtual yang seolah-olah secara nyata. Roblox contohnya, game yang santer di dengar tersebut pun mengandalkan dunia virtual dalam merepresentasikan cara kerja serta pengaplikasian yang sama dengan Metaverse dimana kita dapat melakukan jual beli serta mengadakan berbagai event di dalamnya. Tawaran investasi yang ada dalam Metaverse dan mempunyai nilai lebih bagi masyarakat Indonesia di dunia digital seperti penggunaan Bitcoin karena uang kripto dan blockchain tersebut yang nantinya akan menjadi alat untuk melakukan transaksi di dalam dunia metaverse seperti membeli rumah, tanah, apartemen, pakaian dan lain-lain. 

Metaverse sendiri sebagaimana kita tahu masih belum di katakan sempurna, masih banyak aspek yang perlu di pertimbangkan dalam pengembangannya mulai dari keamanan akun serta keamanan dalam melakukan transaksi menggunakan uang digital dikarenakan disamping kemajuan teknologi digital juga terdapat ancaman yang mengikutinya dan meminimalisir ancaman tersebut tentulah menjadi pekerjaan rumah utama bagi para pengembang agar Metaverse sendiri dapat eksis dan menjadi awal dari kemajuan peradaban dunia virtual di indonesia dengan berbagai aspek kemudahan serta investasi yang ditawarkan. Segi kuantitas penduduk yang di miliki Indonesia dengan 270 juta jiwa lebih menjadi target pangsa pasar yang luas bagi Metaverse dan zaman yang kian cepat dan sibuk membuat masyarakat memerlukan sarana baru dalam mengakomodasi kegiatan mereka dan Metaverse di harapkan menjadi solusi jitu nan cermat dalam melengkapi kepingan puzzle tonggak awal di mulainya era digitalisasi di Indonesia dengan proyeksi jangka panjang dan merambah luas di segala bidang. Harapan itu tentunya dapat terealisasikan dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak serta dukungan pemerintah sebagai katalisator perkembangan dan kemajuan teknologi di Indonesia.