Anak Usia Dini Terlalu Cepat Terdigitalisasi

Uploaded by ZakaFahmi

January 16, 2023

Anak Usia Dini Terlalu Cepat Terdigitalisasi

Nama : Ni Komang Putri Karina Sari

Instansi : Universitas Udayana

NIM : 2207521108

Email : putrikarina470@gmail.com

Dewasa ini teknologi sudah turut andil pada tiap sendi kehidupan kita. Rasanya akan sulit dibayangkan bagaimana kita menjalani hidup tanpa bantuan teknologi yang biasa kita nikmati. Perkembangan teknologi yang amat pesat juga merubah sistem kerja teknologi itu sendiri, yang semula teknologi masih dioperasikan secara manual atau kerap disebut teknologi mekanis, beralih ke teknologi analog yang mana teknologi masih bersifat manual dan belum sepenuhnya otomatis, dan beralih lagi ke era teknologi digital, yang mana pengoperasiannya sudah otomatis dengan format yang dibaca komputer. Saat ini kita sedang berada pada masa digitalisasi atau masa peralihan dar teknlogi analog ke teknologi digital.

Kolaborasi antara digitalisasi dan kemudahan mengakses internet menyebabkan terjadinya globalisasi, yang artinya tidak ada lagi batasan antara ruang dan waktu, sehingga dapat mempermudah komunikasi, mempermudah akses informasi, yang sangat memudahkan kehidupan manusia. Kesuksesan digitalisasi akan sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia (SDM). Kesiapan SDM dalam menghadapi digitalisasi menjadi indikator penting yang menentukan keberhasilan digitalisasi. Sebab, digitalisasi dapat diibaratkan sebagai ombak yang siap menghantam apa saja yang ada di hadapannya, apabila kita tidak siap saat ombak itu datang, maka kita akan terbawa oleh arus ombak tersebut.

Cepatnya perkembangan teknologi dan mobilisasi informasi di Indonesia pada masa digitalisasi di Indonesia, masih belum didukung oleh SDM yang siap dan mumpuni menghadapi digitalisasi. Kebebasan berinternet di Indonesia juga dapat menjadi bumerang bagi kita, sebab banyak anak-anak di bawah umur yang kecanduan internet ataupun mengetahui berbagai informasi yang belum sepantasnya mereka ketahui melalui internet. Umur menjadi salah satu faktor penting ketidaksiapan seseorang dalam menghadapi digitalisasi. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), didapatkan hasil bahwa pada periode 2021-2022.tingkat penetrasi internet anak usia 5-12 tahun mencapai 62,43% dan kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16%. Tentu hal ini harus menjadi perhatian terutama bagi anak-anak usia 3-15 tahun, sebab dunia maya sangatlah bebas. Anak dapat menemukan apa saja termasuk hal buruk yang dapat ditirunya. Pada usia ini mereka belum bisa menentukan mana yang baik dan yang buruk serta masih sangat labil.

Baca juga :   Artikel Teknologi by Nabila Anggun Cahyani

Bukan lagi hal yang mengagetkan apabila kita melihat anak di usia yang masih sangat muda namun sudah tidak bisa lepas dari gadgetnya. Tidak dapat terjadinya gangguan tidur dan gangguan emosional, anak juga akan sulit berkonsentrasi, dan dapat menjadi seorang yang pelupa, anak dapat menjadi korban ataupun pelaku cyber bullying, serta gangguan mata pada anak. Selain itu, apabila anak bermain gadget tanpa pengawasan orang tua, anak dapat membuka sesuatu yang tidak seharusnya mereka ketahui. Anak juga dapat menyerap hal-hal negatif yang mereka temukan di dunia maya.

Psikolog anak, Kak Seto, menyebutkan bahwa penyebab anak-anak kecanduan gadget adalah karena ia meniru lingkungan sekitarnya.

Tentu sesuatu itu ada sebabnya ya. Ada yang membuat dia jadi demikian. Nah, pertama adalah anak-anak itu peniru yang terbaik di dunia. Jadi perilakunya itu justru meniru dari lingkungannya,” kata Kak Seto beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.

Kak Seto juga menyebutkan bahwa perilaku orang tua yang terus-menerus sibuk dengan gadgetnya menjadi salah satu faktor pendorong anak memiliki ketertarikan pada gadget. Dan setelah mengenal gadget, anak akan merasa senang dan nyaman menggunakan gadget yang berujung pada keanduan.

Selain pengaruh lingkungan, Kak Seto juga menyebutkan bahwa situasi juga dapat menjadi penyebab anak-anak kecanduan gadget. Contohnya seperti pandemi covid-19. Anak-anak yang diharuskan bersekolah online, mau tidak mau harus akrab dengan gadget untuk bersekolah. Mulai dari pertemuan daring dan juga membuat tugas, anak memerlukan gadget untuk terhubung dengan para guru dan teman-temannya. Namun, seiring waktu gadget akan digunakan oleh anak untuk mengakses hal lain yang tidak berkaitan dengan Pendidikan.

Untuk mengatasi dan mencegah anak yang kecanduan gadget, orang tua dapat melakukan pendekatan kepada anak. Orang tua dapat menjadi sahabat anak dan tidak membiarkannya merasa kesepian. Sebelum mendidik anak agar tidak kecanduan gadget, orang tua juga harus membatasi dirinya sendiri agar tidak terlalu sering menggunakan gadget di depan anak mereka.

Baca juga :   Memajukan Era Digital dengan Teknologi Informasi

Selain melakukan pembiasaan di lingkungan sekitar sang anak, orang tua juga dapat melakukan pembatasan screen time anak. Artinya, orang tua memberi batasan waktu pada anak untuk bermain gadget. Berdasarkan rekomendasi dari WHO, berikut adalah pedoman screen time yang ideal pada anak berdasarkan usianya:

1. Anak < 1 Tahun

Pada usia ini, anak hanya diperlbolehkan menggunakan gadget saat melakukan video call bersama keluarga. Pada usia ini, sangat disarankan agar anak dibacakan buku-buku cerita ataupun dongeng-dongeng dan juga sering diajak mengobrol.

2. Anak 1-2 Tahun

Pada usia ini, sangat tidak disarankan anak menggunakan gadget. Namun apabila sangat penting, anak bisa mendapatkan screen time kurang dari satu jam.

3. Anak 2-5 Tahun

Pada usia ini, anak bisa mendapatkan screen time selama maksimal satu jam per harinya, agar anak terhindar dari kecanduan gadget. Selama anak menggunakan gadget, sangat disarankan agar belajar hal-hal baru dan menonton tayangan favoritnya, dan orang tua harus tetap mengawasi anak selama menggunakan gadget.

4. Anak 6 Tahun Ke Atas

Tidak ada batasan speifik bagi anak usia di atas 6 tahun dalam menggunakan gadget. Namun, bukan berarti anak dapat menggunakan gadget dengan bebas tanpa mengenal waktu. Apabila sudah tidak ada lagi kepentingan bagi anak dalam menggunakan gadget, sangat disarankan agar mengajak anak melakukan aktivitas lain yang disukainya, sehingga anak tidak ketergantungan dengan gadget.

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *