ChatGPT dan Masa Depan Kecerdasan Manusia

Uploaded by ZakaFahmi

March 24, 2023

ChatGPT dan Masa Depan Kecerdasan Manusia

Oleh : Arie Riandry Ardiansyah

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Akhir-akhir ini dunia teknologi digegerkan dengan aplikasi ChatGPT yang beredar di beberapa media. Dalam unggahan salah satu netizen di tiktok menampilkan ChatGPT yang mampu menjawab ragam pertanyaan, salah satunya bisa membuat artikel. Lantas timbul pertanyaan apakah ChatGPT mampu melampui kecerdasan manusia?

 

Jika kita perhatikan ChatGPT sepintas hampir sama dengan aplikasi chatting pada umumnya, seperti Whatsapp atau Telegram. Namun, yang membedakan ChatGPT dengan aplikasi lainnya, yaitu menggunakan robot (chatbot) dan mampu menjawab ragam pertanyaan yang mendalam. Singkatnya, aplikasi  ini semacam sebuah korelasi antara mesin pencarian dengan chat.

 

Mengenal ChatGPT

Dilansir pada laman gabut.it ChatGPT pada 30 November 2022 yang lalu, OpenAI (sebuah perusahaan riset dan penyebaran AI) meluncurkan sebuah produk kecerdasan buatan terbarunya yang disebut ChatGPT. Kemudian kemunculannya mengejutkan para ahli teknologi, karena digadang-gadang ChatGPT ini mampu menandingi mesin pencari yang paling popular yakni Google

 

ChatGPT OpenAI diklaim mampu menjawab ragam pertanyaan ilmiah, layaknya seorang akademisi yang hampir mengetahui segalanya. Dengan demikian, aplikasi ChatGPT ini mampu mengalahkan kecerdasan manusia sebagai kecerdasan buatan. 

 

Kemudian daripada itu, ChatGPT mampu membuat tugas dikalangan akademisi, seperti paper ilmiah, esai, makalah, hingga bentuk tugas lainnya yang menggunakan ChatGPT. Banyaknya klaim-klaim mengenai ChatGPT ini. Jika melansir laman resminya, ia dilatih oleh kecerdasan buatan dan mesin, ia juga dengan mudahnya mampu menyimpulkan tata bahasa yang rumit ketika kita menggunakannya.

 

Namun di sisi lain banyaknya keunggulan dari ChatGpt tidak lepas juga dari kekurangannya. ChatGPT ini bisa juga memberikan jawaban yang salah, ia juga kurang memahami realita yang sedang terjadi saat ini. Bahkan memerlukan pembaruan agar memahami isu terkini.

Baca juga :   PERAN TEKNOLOGI KOMPUTER DI ERA GEN Z

 

Apakah ChatGPT mampu Melampui Kecerdasan Manusia?

Dari beberapa uraian di atas bahwasannya ChatGPT mampu menyelesaikan berbagai macam tugas akademisi lainnya, salah satunya mampu membuat skripsi. Jika kita seiring dinamikanya kecerdasan buatan ini dapat berkembang pesat, dimana kecerdasan buatan ini dapat mengalahkan kecerdasan manusia. Narasi seperti ini memang sedikit superior bagi artificial intelligence namun faktanya memang seperti itu, lalu bagaimana masa depan kecerdasan manusia di masa mendatang? Apakah pada tahun-tahun berikutnya kecerdasan manusia dapat tergantikan dengan teknologi yang mutakhir?

 

Dalam sebuah literatur Neurosains yang mengkaji tentang otak manusia dan sistem saraf. Ada  namanya Neokorteks. Neokorteks sebagai sarana bepikir manusia sebagai manusia. Di sanalah tempat terjadinya sebuah proses berpikir secara sadar, kompleks, kognitif, memori dan lainnya. Sistem otak inilah yang membuat kita mampu berpikir mengenai kesadaran kita sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu, hal ini menyadarkan manusia untuk tidak hidup seperti hewan. Neokorteks yang menstimulus manusia untuk mengambil perencanaan dan pengambilan keputusan berpikir. 

 

Melihat ChatGPT sebagai produk dari artificial intelligence tentunya hal ini tidak dapat melampui kodrat berpikir empirisme manusia, ChatGPT hadir sebagai sarana memudahkan manusia dalam berpikir bukan menggantikan berpikir manusia. Dalam Neurosains pun banyak dijelaskan mengenai kecerdasan manusia. Manusia berbeda dengan hewan. Manusia mampu menyimpan memori selama puluhan tahun. Sedangkan ChatGPT dalam kinerjanya tidak paham dengan beberapa isu terkini. Hal ini sebagai bagian dari validasi superiornya kecerdasan manusia. Tapi di sisi lain layaknya sebuah paradoks, manusia menciptakan sebuah kecerdasan buatan kemudian kecerdasan itu mampu mengalahkan kecerdasan alamiah. Hal itu sangat mungkin tapi, mustahil secara realitasnya. Bahkan pakar AI Ian Person berharap manusia tidak tinggal diam dan terus untuk berusaha meningkatkan kecerdasan dan kemampuannya. Artinya, kecerdasan manusia tidak hanya bersifat alamiah saja, lebih dari itu manusia memiliki kecerdasan emosional dan spiritual.

Baca juga :   AI: Membantu atau Mengeliminasi Peran Manusia?

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *