COMMENT FIRST, READ THEN : BUDAYA LAMBAT LITERASI DALAM DUNIA TEKNOLOGI MASYARAKAT INDONESIA
Shaumy Aliyah Iskandar
Pendahuluan
Teknologi yang masuk di era digital membawa setiap orang hingga setiap generasi ke dunia baru. Berkembangnya teknologi kini menjadi pesawat terbang untuk semua umat manusia, salah satunya handphone. Handphone yang sudah menjadi alat yang memiliki urgensi tinggi untuk setiap kalangan, karena kini informasi penting menyebar dengan mudah dengan alat yang seukuran dengan tangan ini. Informasi selebriti, berita terkini, bahkan informasi bencana di dalam maupun luar negara kini sangat mudah didapatkan, sehingga suka atau tidak suka informasi- informasi yang masuk dapat muncul kapan saja apabila pengguna tidak memfilter informasi yang masuk.
Pembahasan
Kehadiran sosial media seperti Facebook, Instagram, Tiktok hingga Twitter sangat membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi dan berita- berita yang sedang booming di khalayak masyarakat. Banyaknya informasi yang masuk menyebabkan over konsumsi informasi, banyak informasi yang masuk ini menyebabkan masyarakat hilang kendali untuk memfilter informasi, dan akhirnya setiap informasi yang masuk tidak diteliti terlebih dahulu, clickbait yang “cantik” akan mudah memancing pengguna sosial media (Netizen) untuk langsung menangkap poin penting suatu berita.
Clickbait yang terlalu mengunggah audiens akan lebih mudah memancing netizen untuk cepat berkomentar daripada memahami isi dari berita terlebih dahulu, kejadian ini sering terjadi apabila clickbait yang diberikan konteksnya negatif, walaupun inti berita yang sesungguhnya adalah berita yang positif. Hal ini membuktikan bahwa netizen Indonesia terlalu cepat termakan hasutan dibanding memperbanyak literasi. Komentar yang di tunjukkan juga seringkali mudah terbawa opini pengguna sosial media yang lain, apabila A berkata iya, maka pengguna lain akan turut mengiyakan, keadaan ini membuat masyarakat Indonesia mudah terbawa arus ke arah sisi teknologi yang buruk.
Budaya literasi dan memahami informasi sangat diperlukan terutama di era digital ini, agar masyarakat Indonesia tidak semakin mengalami ketimpangan karena semakin pintarnya teknologi. Media perantara informasi juga perlu turut serta untuk mengatasi masalah ini dengan memperjelas berita yang diberikan dan mengurangi clickbait yang memicu komentar buruk. Dengan seimbangnya pengguna media social dan perantara media informasi ini dapat membantu mengatasi ketimpangan pada dunia teknologi saat ini.
Kesimpulan
Banyaknya informasi yang masuk menyebabkan over konsumsi informasi, banyak informasi yang masuk ini menyebabkan masyarakat hilang kendali untuk memfilter informasi. Budaya literasi dan memahami informasi sangat diperlukan terutama di era digital ini, agar masyarakat Indonesia tidak semakin mengalami ketimpangan karena semakin pintarnya teknologi.
Karya : Shaumy Aliyah Iskandar
Email :
0 Comments