Hydropobic Nanotechnology By : yaumiya yahya

Uploaded by ZakaFahmi



January 12, 2023

Takut kemeja kesayangan terkena noda kopi??

Pernahkah kalian tidak sengaja menumpahkan kopi atau saus pada kemeja kesayangan??

Menyebalkan bukan, kita harus berganti pakaian padahal baru saja dicuci. Baru-baru ini muncul pakaian dengan teknlogi nano. Nanotechnology bukan teknologi baru, sudah lama dikembangkan namun belum terlalu terkenal. Dengan adanya teknologi ini, katakan selamat tinggal pada noda kopi membekas pada pakaian kesayangan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dikutip dari detik.com teknologi yang digunakan pada kemeja serta t-shirt yang tidak dapat basah maupun kotor adalah hydropobic nanotechnology. Teknologi ini sudah lama dikembangkan namun masih belum terlalu dikenal di dunia industri pakaian. Kehadirannya sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa brand terkenal sudah menggunakan hydropobic nanotechnology pada beberapa produknya seperti, Perusahaan asal Australia “Threadsmiths” yang memperkenalkan kaos dengan teknologi tersebut. Apabila pakaian yang digunakan terkena kotoran, dapat dihilangkan hanya dengan menyiram air. Beberapa pakaian renang juga sudah mulai menggunakan hydropobic nanotechnology.

Konsep kerja pakaian yang menggunakan hydropobic nanotechnology seperti daun talas yang tidak dapat menyerap air. Perusahaan tekstil “Nanotex” mengembangkan pakaian dengan teknologi nano yang dapat menghamburkan dan mengeringkan keringat. Produk lainnya seperti kaos kaki, T-Shirt dan pakaian dalam yang dapat menyerap bau badan.

Selain digunakan dalam dunia industry tekstil, nanotechnology digunakan dalam dunia trasportasi serta teknologi dan komunikasi. Semakin menarik bukan, untuk terus menguliknya.

Bagaimana pakaian ini dapat mencegah kotoran menempel ?

Kain atau bahan yang digunakan untuk membuat pakaian didesain dengan pori-pori sekecil mungkin. Dengan pori-pori yang berukuran nano dapat mencegah air terserap. Indenesia sudah mulai mengaplikasikan teknologi nano pada industry tekstil. Teknologi ini sangat cocok di negara yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Kita tidak perlu takut basah karena terkena hujan. Selain air hujan, teknnologi nano juga dapat digunakan untuk mencegah sinar ultraviolet. Pada masa pandemic seperti ini, masker adalah kebutuhan. Jepang sebagai salah satu negara yang dengan beragam inovasi telah mengaplikasikan hydropobic nanotechnology untuk mengahambat bakteri dengan teknologi nanofilter. Apabila bahan tekstil diberikan pewarna maka, warnanya akan lebih tajam karena warna lebih terlihat merata dengan pori-pori yang lebih kecil.

Bagaikan sebuah impian setiap manusia yang selalu ingin tampil fashionable walaupun sering ceroboh dan bekerja banyak mengeluarkan keringat. Dengan teknologi ini baju tetap dapat dicuci seperti biasa. Tidak ada perlakuan khusus untuk mecuci pakaian dengan hydropobic nanotechnology. Kekurangan dari pakaian ini adalah harganya yang masih mahal. Kemungkinan besar hanya kalangan menengah keatas yang dapat membelinya. Dikutip dari detik.com perusahaan Threadsmiths menjual sepotong kemeja dengan harga 65$ atau sekitar 650 ribu rupiah. Untuk harga sepotong kain masih tergolong mahal. Selain mahal pilihan warna belum tersedia. Hanya ada wana putih.

Indonesia sudah mulai untuk mengembangkan hydropobic nanotechnology pada dunia tekstil. Selain membuat semakin menarik dunia tekstil, dengan adanya teknologi ini harapannya dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Sehingga Indonesia dapat mengurangi pengangguran. Kedepannya semoga Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang dapat menginovasi usaha tekstil berupa hydropobic nanotechnology dengan beragam pakaian berwarna dan berbagai macam model. Kedepannya akan lebih banyak lagi benda yang dapat diaplikasikan dengan teknologi nanopartikel untuk menambah kenyamanan dan memudahkan pengguna. Harga yang lebih murah diharapkan oleh para pembeli. sehingga semua kalangan dapat menikmati teknologi pakaian yang berguna dalam kegiatan sehari-hari.