Indonesia adalah negara yang masih memiliki penyebaran ketersedianan air yang belum merata. Indeks pemakaian air cukup beragam di setiap wilayah, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara masih memilik indeks ketersedian air berstatus kritis. Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Danis Hidayat Sumaliga, menyebutkan saat ini rata-rata ketersediaan air bersih secara nasional di 514 kabupaten/kota di kisaran 72-90%. Bahkan di beberapa daerah, ada yang ketersediaan sarana air bersihnya kurang dari 70% di daerah perkotaan. Hal ini diakibatkan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat terutama di perkotaan kepadatan penduduk semakin meningkat. Sehingga kebutuhan kuantitas kualitas air juga turut meningkat, akan tetapi banyak air yang tercemar menimbulkan penyakit. Bahkan setiap tahunnya 1,7 juta anak tewas akibat diare yang disebabakan karena lingkungan yang tidak sehat, terutama karena air tercemar.
Sangat disayangkan, air yang berperan sebagai komponen utama penyusun tubuh manusia, tentu saja ancaman krisis air bersih serta air layak minum sudah seharusnya menjadi perhatian. Pada dasarnya air memang permasalahan global, tetapi penanganannya harus dilakukan secara lokal. Wilayah tertentu mungkin permasalahannya terkait dengan pencemaran yang menuntut adanya pengolahan limbah pencemar. Namun di wilayah lain mungkin permasalahannya adalah tidak adanya ketersediaan pasokan air. Dalam menangani permasalahan yang ada pemerintah sendiri telah melakukan beberapa upaya yakni, mengoptimalkan perusahaan air baik di pedesaan maupun perkotaan dan melibatkan organisasi berbasis komunitas guna menyediakan air bersih layak minum bagi masyarakat terutama di daerah pedesaan. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah melakukan suatu tindakan dengan penyediaan air bersih melalui sambungan-sambungan pipa tersebut ke masyarakat. Namun, faktanya cara ini belum cukup efektif dalam penerapannya. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa kawasan seperti daerah pedesaan dan kawasan pinggiran Jakarta yang belum terjangkau dengan air bersih layak pakai. Masih banyak juga air bersih terkendala sumber air yang masih keruh, sehingga butuh proses pengolahan terlebih dahulu agar air menjadi lebih bening. Selain itu, mengelola air secara lokal dengan cara memperbaiki sistem merupakan solusi murah dan mudah dibandingkan dengan penggunaan teknologi. Oleh sebab itu, pemgelolaan air harus diperbaiki terlebih dahulu untuk menjaga keberlanjutannya. Apalagi saat ini teknologi hampir mendominasi seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam membantu dan menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjabaran yang diatas, dibutuhkan suatu terobosan baru guna dengan memanfaatkan keberadaan teknologi dalam menangani permasalahan kasus krisis air di Indonesia. Lantas, solusi efektif apa yang tepat guna mengatasi persoalan yang ada?
Meninjau dari pemaparan di atas, penulis ingin menyumbangkan salah satu ide yang efektif serta inovatif yang akan memenuhi kebutuhan pasokan air bersih layak minum dan dapat menjangkau seluruh kawasan baik daerah pinggiran maupun pelosok. Solusi yang ditawarkan oleh penulis sendiri yakni melalui pemanfaatan air hujan. Mengapa harus pemanfaatan air hujan? Dalam pertanyaan tersebut terdapat beberapa alasan mengapa penulis memilih menggunakan air hujan. Alasan yang pertama yaitu karena peningkatan curah air hujan di Indonesia pada tahun ini sangat tinggi terutama pada bulan November 2022 (BMKG, Desember 2022). Alasan selanjutnya yakni belum adanya pemanfaatan air hujan secara optimal. Sesuai dengan yang diatakan oleh Kepala Balai Pengemabangan Instrumentasi LIPI Anto Sugiarto mengatakan bahwa air hujan di Jakarta misalnya dibiarkan mengalir begitu saja tanpa ditampung. Saat misim kemarau malah kekurangan air. Jadi menurut penulis, air hujan bisa menjadi solusi dalam mengatasi persoalan krisis air bersih terutama air layak minum dengan penerapan teknologi dapat mengatasi permasalahan krisis air yang masih dialami di beberapa wilayah. Walaupun nantinya membutuhkan pengolahan lebih lanjut agar air hujan ini layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi serta memasak.
Melihat fakta dan realita di atas, penulis menuangkan ide melalui sebuah karya yang berjudul “SUMUR AIR MINUM” (Strategi Unik Modifikasi Sumur Alternatif untuk Air Minum) Berbasis “TETES AIR HUJAN 4.0-5.0 (Teknologi Terpadu Serap Air Hujan 4.0 Menuju 5.0)” dengan Konsep “EKSIS (Elektrokimia Secara Dinamis)”. SUMUR AIR MINUM merupakan sebuah teknologi berbasis 4.0 menuju 5.0 yang berguna untuk mengolah air hujan menjadi air minum. Konsep “EKSIS (Elektrokimia Secara Dinamis)”, dalam KBBI yakni eksis memiliki arti berkembang. Di sisi lain, eksis juga dapat dijabarkan menjadi elektrokimia secara dinamis. Elektrokimia kimia sendiri merupakan cabang ilmu kimia fisik yang membahas tentang aspek listrik dan reaksi kimia. Dimana dalam cabang kimia ini terdapat sub-bab sel volta dan elektrolisis. Sub-bab tersebut akan diterapkan dalam konsep kinerja teknologi ini secara dinamis. Pada teknologi ini, konsep elektrolisis digunakan dalam pemisahan air yang mengandung asam dengan basa. Air dengan memiliki pH>7 (basa) akan disalurkan ke rumah penduduk untuk dimanfaatkan sebagai air minum. Sedangkan air yang memiliki pH<7 akan diubah menjadi listrik alternatif menggunakan konsep sel volta. Sistem kerja dari teknologi ini menggunakan software code vision AVR (CVAVR) dengan bahasa C, kemudian menggunakan pengintegrasian dari sistem elektrik, sistem mekanik, dan algoritma pemrograman. Teknologi ini berbentuk sumur penampung air hujan yang dilengkapi dengan sensor air hujan dan sensor HC-SR04.
Adapun perangkat pada teknologi ini, diantaranya seperti:
Brain of Technology
Brain of Technology berfungsi untuk melakukan kendali terhadap seluruh sub yang ada di dalam sistem SUMUR AIR MINUM. Brain of Technology ini dapat menerima perintah dari teknologi yang selanjutnya diproses untuk mengontrol kinerja komponen-komponen yang terdapat dalam teknologi.
Smart Rainwater Reservoirs (S-Double R)
Perangkat ini merupakan perangkat dari teknologi SUMUR AIR MINUM yang berfungsi sebagai penampung air hujan. Perangkat ini terdapat sensor air hujan pada bagian penutup untuk mendeteksi adanya rintik hujan yang jatuh. Apabila dalam kondisi hujan, maka secara otomatis tutup tersebut terbuka agar dapat menampung air hujan. Perangkat ini juga dilengkapi dengan sensor HC-SR04 untuk mendeteksi ketinggian air. Ketika air hujan sudah dirasa cukup, maka perangkat ini akan mengirimkan notifikasi agar air hujan dapat diolah dengan segera.
Smart Processing (S-Pro)
Perangkat ini berada di dalam S-Double R. Perangkat inilah yang akan memproses air hujan untuk diubah menjadi air minum. Kinerja utamanya yaitu menggunakan konsep elektrolisis. Air hujan yang telah melalui tahap elektrolisis, kemudian secara otomatis memisahkan H+ dengan OH–. Kandungan air yang telah dipisah tersebut akan diproses kembali menggunakan komponen yang berbeda. 2 komponen tersebut yaitu:
Further Processing OH– (F-Pro OH–)
F-Pro OH– adalah komponen untuk memproses kembali air yang mengandung OH–. Air yang mengandung OH– merupakan air yang bersifat basa, dimana air tersebut masih tergolong aman untuk dikonsumsi. F-Pro OH– dilengkapi dengan pengukur pH untuk mengecek ulang kelayakan air untuk dikonsumsi. Jika dirasa aman, maka secara otomatis akan disalurkan ke rumah penduduk melalui pipa penghubung.
Further Processing H+ (F-Pro H+)
F-Pro H+ merupakan komponen untuk memproses kembali air yang mengandung H+. Air H+ bersifat asam, dimana air tersebut kurang baik jika dikonsumsi manusia. Maka dari itu, air tersebut akan dimanfaatkan kembali untuk diubah menjadi energi listrik. Sistem kerja dari komponen ini menggunakan konsep sel volta. Dimana hal tersebut akan menimbulkan beda potensial yang dapat menghasilkan energi listrik. Listrik yang dihasilkan akan ditampung sementara pada pada aki maupun baterai. Energi listrik alternatif tersebut akan dimanfaatkan sebagai cadangan apabila nantinya terjadi pemadaman listrik.
Security System
Perangkat ini merupakan sistem keamanan dari SUMUR AIR MINUM. Kinerja dari perangkat ini adalah melindungi komponen-komponen yang terdapat pada software pengintegrasian teknologi supaya tidak dapat diretas maupun disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Web Server
Web Server merupakan pusat data dari user interface pengguna yang berfungsi untuk menampilkan data-data tentang kinerja teknologi.
UC-Technology
UC-Technology merupakan aplikasi dari SUMUR AIR MINUM yang berfungsi untuk memberikan perintah, menampilkan informasi, dan mengontrol kinerja dari teknologi.
Cara penggunaan dari SUMUR AIR MINUM meliputi sebagai berikut:
- Memasang teknologi pada tempatnya.
- Mulai menghidupkan teknologi melalui tombol power.
- Membuka UC- Technology pada gawai dan login agar dapat terhubung dengan teknologi.
Kemudian, sistem kerja dari SUMUR AIR MINUM sebagai berikut:
- Brain of Technology melakukan inisialisasi terhadap UC-Technology.
- Brain of technology mulai mengirimkan data tentang kinerja dari teknologi ini kepada web server.
- UC-Technology mengakses web server untuk mendapat informasi.
- Pengguna dapat menerima informasi berupa data kinerja teknologi.
- SUMUR AIR MINUM mulai bekerja dengan kontrol dari UC-Technology yang diperintahkan oleh pengguna.
Berdasarkan penjabaran di atas, diperoleh kesimpulan bahwa SUMUR AIR MINUM merupakan sebuah teknologi untuk mengolah air hujan menjadi air minum yang aman dan layak konsumsi menggunakan konsep elektrokimia. Apabila teknologi ini berhasil diwujudkan, maka dapat menjadi suatu alat alternatif untuk membantu masalah krisis air di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA:
Prasetyaningtyas, Kukuh. 2022. Buletin Hujan Bulanan – Updated Desember 2022. Buletin Hujan Bulanan – Updated Desember 2022 | BMKG. Diakses pada 17 Maret 2023 pukul 18.23 WIB.
Suryandari, Retno. 2022. Teknologi dan Krisis Air. Teknologi dan Krisis Air – Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. Diakses pada 17 Maret 2023 pukul 19.03 WIB.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2017. Teknologi Atasi Krisis Air. http://lipi.go.id/lipimedia/teknologi-atasi-krisis-air/17930. Diakses pada 18 Maret 2023 pukul 12.09 WIB.
Kompas.com. 2022. Indonesia Krisis Pemakaian Air, Kementerian PUPR: Dibutuhkan Dukungan Bnayak Pihak untuk Mengatasinya. https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/22/180300123/indonesia-krisis-pemakaian-air-kementerian-pupr–dibutuhkan-dukungan. Diakses pada 18 Maret 2023 pukul 12.16 WIB.
MediaIndonesia.com. 2020. Ketersediaan Air Bersih Nasional Memprihatinkan. https://mediaindonesia.com/humaniora/281273/ketersediaan-air-bersih-nasional-memprihatinkan. Diakses pada 18 Maret 2023 pukul 13.22 WIB.
LAMPIRAN
Estimasi Biaya dari SUMUR AIR MINUM yaitu:
NO | KOMPONEN | ESTIMASI BIAYA |
1. | Elektroda | Rp 202.000,- |
2. | Kabel | Rp 134.000,- |
3. | Aki | Rp 575.000,- |
4. | Sensor Air Hujan | Rp 10.000,- |
5. | Sensor HC-SR04 | Rp 12.000,- |
6. | Biaya Tambahan | Rp 10.000.000,- |
TOTAL | Rp 10.933.000,- |
0 Comments