Isu Jaringan 5G di Indonesia Menimbulkan Pro Kontra, Apakah Sudah Efektif dan Efisien?
Peningkatan akan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memang tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia itu sendiri yang selalu merasa kurang dan butuh upgrade untuk yang lebih baik lagi.
Mengenal Lebih Dekat Jaringan 5G
Teknologi 5G merupakan generasi kelima dari teknologi koneksi internet seluler yang secara signifikan melebihi standar kualitas teknologi sebelumnya, yaitu 4G, baik dari segi kecepatan maupun stabilitas. Berbagai sumber mengatakan bahwa jaringan 5G akan memiliki throughput 16 Gbps, artinya transaksi data 16 GB hanya membutuhkan waktu 1 detik.
Wah, tentu saja itu kabar baik bagi para pemburu film yang bisa mendownload film dalam waktu singkat! Namun, manfaat kecepatan internet jauh lebih besar daripada mengunduh film! Misalnya, adopsi teknologi virtual reality (VR) yang semakin masif di berbagai sektor dan teknologi lain yang akan lebih terkait dengan Internet of Things (IoT).
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang menggambarkan objek yang dapat mengirimkan data melalui jaringan tanpa interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Nah, untuk mengoptimalkan implementasi Internet of Things yang sangat bergantung pada internet, keberadaan teknologi 5G jelas memegang peranan yang sangat penting. Di balik kecepatan dan kualitas layanan yang ditawarkan, teknologi 5G tampaknya masih terkait erat dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Ada beberapa aspek yang masih dibahas saat teknologi ini diperkenalkan di Indonesia.
Dimana Sasaran Utama Jaringan 5G di Indonesia?
Jaringan 5G hadir di Indonesia seiring peluncuran layanan 5G Telkomsel pada Kamis (27/5/2021). Operator pelat merah ini merupakan provider pertama di Indonesia yang menawarkan jaringan 5G.
Meskipun, Telkomsel sudah beroperasi di Indonesia, jangkauan layanan 5G-nya masih terbatas di wilayah tertentu, yakni Jabodetabek. Area layanan 5G Telkomsel untuk sementara mencakup enam lokasi, yakni Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai (BSD), Widya Chandra, dan Alam Sutera. Telkomsel menggunakan frekuensi 2,3GHz sebagai data plane untuk menyediakan layanan 5G.
Apakah Dampak Jaringan 5G di Indonesia?
Meskipun jaringan 5G membuat kehidupan kita sehari-hari menjadi lebih mudah, beberapa orang menganggapnya berpotensi membahayakan kesehatan. Banyak orang mengkhawatirkan dampak penggunaan 5G dengan lebih banyak radiasi gelombang energi.
Kenneth Foster, profesor bioteknologi di Pennsylvania State University, percaya bahwa energi frekuensi radio berbahaya dan dapat menyebabkan luka bakar atau kerusakan termal lainnya. Namun, kemungkinan berbahaya ini muncul saat orang berada di sekitar pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi.
Pada saat yang sama, jaringan 5G beroperasi pada frekuensi radio yang lebih tinggi. Sebuah studi Program Toksikologi Nasional 2018 menemukan bukti peningkatan tumor otak dan adrenal pada tikus jantan yang terpapar radiasi frekuensi radio dari ponsel 2G dan 3G, tetapi tidak pada tikus betina. Selain itu, belum banyak studi toksikologi yang dilakukan pada jaringan 5G ini.
Ketakutan akan jaringan 5G juga mencengkeram masyarakat. Sudah di awal tahun 2020, pemerintah Belgia menghentikan pengujian jaringan 5G karena masalah radiasi. Swiss juga memeriksa risiko jaringan 5G. Seorang anggota House of Commons Inggris memperingatkan tentang konsekuensi yang tidak diinginkan dari peningkatan 5G ini.
Beberapa bahkan mengatakan bahwa jaringan 5G akan memiliki gelombang radio yang sama dengan yang biasa digunakan militer untuk menghancurkan kehidupan musuh. Namun, ahli lain menepis kekhawatiran tersebut. Howard Jones, direktur teknologi komunikasi di
operator seluler Inggris EE, menjelaskan bahwa panjang gelombang yang digunakan oleh jaringan 5G telah melewati tahap pengujian.
Dia percaya bahwa panjang gelombang yang digunakan oleh 5G benar-benar aman dan telah lulus penelitian dan pengujian. “Panjang gelombang yang digunakan dan akan digunakan 5G benar-benar aman dan telah diteliti dan diuji selama beberapa dekade,” kata Jones kepada Guardian, seperti yang dilaporkan Science Alert pada Januari 2020.
Apa Pengaruh Positif dan Negatifnya?
Pengaruh negatif dari efek material dari segi ekologi belum dapat dinilai secara pasti, mengingat teknologi 5g relatif baru di Indonesia selama satu tahun dan perlu penelitian lebih lanjut.
Pengaruh positif dapat mengurangi masalah emisi gas dan efek rumah kaca yang mempengaruhi lapisan ozon. Bumi adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian di seluruh dunia saat ini, dan 5G juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan praktik industri hijau dan mengurangi efek berbahaya dari industri saat ini, yang selanjutnya meningkatkan emisi karbon dan membuang polusi udara. untuk beberapa dan lainnya yang dapat merusak lingkungan.
Karya : RIZKI TRI UTAMI
Email : rizkiutami1653@gmail.com
0 Comments