Menanti Teleportasi Untuk Mengurai Kemacetan
Oleh : Dwi Yulianti
Jika kita biasanya mendengar kemacetan itu hanya terjadi di kota-kota besar. Tidak dengan saat ini. Kota kecil seperti Rembang pun harus mengalaminya.
Kendaraan besar dan kecil mengular memenuhi jalan menciptakan pemandangan yang memprihatikan. Betapa tidak nyamannya berada dalam kemacetan. Selain pengap juga banyak urusan yang jadi tertunda. Belum lagi jika kendaraan besar itu mengangkut bahan makanan yang harus segera sampai. Bahan makanan menjadi busuk sia-sia. Dan banjirlah yang disalahkan pada kemcetan yang terjadi di Rembang pada waktu belakangan ini.
Hujan yang turun lebih sering di tahun 2022 rupanya berlanjut hingga tahun 2023. Sebenarnya alam sudah menyeimbangkan diri lewat siklus hidrologinya. Air hujan yang turun merupakan proses penguapan air permukaan tanah baik sungai maupun laut. Harusnya air hujan yang turun mampu diserap tanah (dimanfaatkan manusia, hewan dan tumbuhan), ditampung sungai dan laut. Tidak menimbulkan bencana banjir.
Dikutip dari https://selva.sith.itb.ac.id/2019/06/21/banjir-bentuk-gangguan-terhadap-hubungan-siklus-hidrologi-dan-vegetasi/ Ketiadaan vegetasi dalam siklus air dapat menyebabkan genangan permukaan (banjir). Genangan permukaan terjadi karena pori-pori tanah telah mencapai titik jenuh untuk menampung air akibat infiltrasi air dalam jumlah besar saat musim penghujan.
Jadi sebenarnya penyebab banjir adalah ulah manusia itu sendiri yang meniadakan vegetasi dalam siklus air. Tidak dipungkiri pembangunan rumah tinggal, perkantoran, jalan raya maupun perniagaan berkembang sangat pesat dewasa ini. Itulah yang mengikis ruang tumbuh vegetasi.
Sebenarnya sudah dibangun jalan bebas hambatan Semarang Surabaya namun hanya sedikit mengurangi volume kendaraan yang melintasi Demak, Kudus, Pati dan Rembang. Sehari-hari jalanan kota-kota tersebut jarang sekali terpantau sepi.
Lalu apalagi langkah yang harus ditempuh untuk mengurai kemacetan? Seandainya teknologi teleportasi benar-benar ada.
Apa itu teleportasi? Dikutip dari https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/bagaimana-jika-manusia-bisa-berteleportasi-14485/ Teleportasi merupakan penggabungan dari bahasa Yunani ‘tele’yang berarti jauh dan bahasa Latin ‘vortare’ yang artinya membawa. Jika digabungkan maka teleportasi adalah membawa jauh atau memindahkan ke lokasi yang lebih jauh.
Secara mudahnya teknologi teleportasi adalah teknologi yang bisa memindahkan suatu materi dari suatu tempat ke tempat lain secara cepat. Saat ini memang baru ada dalam novel atau film fiksi ilmiah. Orang bisa berpindah tempat dalam waktu cepat melalui teleportasi gelombang radio. Tidak akan ada lagi kemacetan. Bersusah payah menempuh perjalanan. Walapun mungkin untuk bisa mewujudkan teknologi itu masih butuh waktu ribuan tahun.
Sekarang ilmuwan sudah mampu melakukan teleportasi meskipun pada benda yang berskala nanometer seperti atom hidrogen. Tahun lalu, para ilmuwan Kanada sukses menteleportasikan atom kecil lebih cepat dibandingkan cahaya. Para ilmuwan berterimakasih pada teori mekanika kuantum yang mampu memindahkan obyek bahkan mungkin juga manusia dengan cara yang sama.
Saat ini memang baru bisa memindahkan informasi dalam waktu cepat. Misalnya meskipun kita tinggal di pegunungan asalkan ada jaringan internet kita bisa mendapatkan informasi penemuan baju tahan panas terbaru di Inggris dalam waktu singkat. Bukan mustahil di tahun-tahun mendatang baju tahan panasnya sendiri yang bisa kita dapatkan dengan cepat. Bahkan manusia itu sendiri bisa dipindahkan melalui teleportasi gelombang radio.
Saat ini mungkin baru bisa dalam khayalan saja. Tubuh kita bisa berpindah dengan cepat ke tempat-tempat yang kita inginkan. Meskipun saat ini sudah ada telepon genggam yang selalu kita bawa, kehadiran kita tetap dibutuhkan. Bahkan ada kantor yang menerapkan potongan tunjangan bagi pekerja yang datang terlambat. Tidak mempedulikan kondisi jalanan yang macet atau rusak karena banjir.
Tidak mungkin juga berharap penjualan mobil-mobil dihentikan. Atau memusnahkan mobil-mobil lama agar volume kendaraan di jalan berkurang. Berharap saja agar teknologi teleportasi segera ada dan diterapkan.
Keterangan :
Sumber Referensi :
- https://selva.sith.itb.ac.id/2019/06/21/banjir-bentuk-gangguan-terhadap-hubungan-siklus-hidrologi-dan-vegetasi/
- https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/bagaimana-jika-manusia-bisa-berteleportasi-14485/
Sumber gambar : png.id
0 Comments