Sistem Pembelajaran Berbasis E-learning Selama Pandemi Covid-19 Sebagai Bukti Nyata Kemajuan Teknologi
(Oleh Ana Yuli Komariyah)
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Saat ini, perkembangan teknologi semakin luas seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, yang mana ditandai dengan munculnya berbagai inovasi baru yang dapat mengubah pola kehidupan manusia di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satunya yaitu perkembangan teknologi di bidang pendidikan seperti pembelajaran berbasis e-learning dengan menerapkan sistem digital sebagai bentuk kemajuan teknologi yang memanfaatkan jaringan internet. E-learning atau pembelajaran elektronik adalah sistem yang memanfaatkan media elektronik sebagai sarana penyampaian materi maupun informasi. Menurut Darmawan (2014:10) e-learning merupakan aplikasi berbasis internet yang mampu menghubungkan antara pendidik dengan peserta didik secara online, dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun, serta mengabaikan dimensi ruang dan waktu. Hal ini memungkinkan adanya efektivitas dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis e-learning sebenarnya telah diterapkan mulai tahun 1990-an dengan berbagai bentuk model penyajian pembelajaran. Hingga kini terbukti pembelajaran dengan sistem ini masih digunakan, termasuk di Indonesia ketika tercatat sebagai salah satu negara yang terinfeksi virus Covid-19 pada awal tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2022 yang mengharuskan sistem pembelajaran diubah ke e-learning untuk mengurangi angka penyebaran virus Covid-19. Selama masa pandemi Covid-19, segala proses pembelajaran mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi menerapkan sistem pembelajaran berbasis e-learning. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis e-learning mampu dijadikan sebagai sistem pembelajaran masa depan yang akan terus berkembang dari masa ke masa.
Adapun materi pembelajaran berbasis e-learning biasanya berupa materi belajar berbentuk digital yang bersifat mandiri. Kemudian materi tersebut disimpan dalam bentuk sistem komputasi, yang mana materi ini dapat diakses oleh pendidik maupun peserta didik kapan pun dan di mana pun. Berdasarkan waktu pelaksanaan pembelajaran, Clark & Mayer dalam Klinger (2008:179) mengklasifikasikan e-learning menjadi dua yaitu sebagai berikut:
- Pembelajaran secara synchronous, dimana pendidik dan peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran pada waktu yang sama sehingga bisa berinteraksi secara langsung. Tipe pembelajaran ini bisa melalui percakapan secara online, video konferensi dengan memanfaatkan aplikasi berbasis internet, serta video real-time.
- Pembelajaran secara asynchronous, dimana pendidik dan peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran pada waktu yang berbeda, tidak berinteraksi secara langsung. Tipe pembelajaran ini, seorang pendidik menyediakan atau mengirimkan materi belajar berupa file sharing, email, diskusi dalam forum online, atau situs tertentu.
Sedangkan sistem pembelajaran berbasis e-learning yang diterapkan di Indonesia baik secara synchronous maupun asynchronous, kebanyakan media belajar online yang digunakan oleh pendidik untuk peserta didik seperti ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Jenis Aplikasi Online yang Sering Digunakan dalam Sistem Pembelajaran Berbasis E-learning
Keterangan: 1: Google Meet; 2: Zoom Meeting; 3: Google Classroom; 4: WhatsApp; 5: You Tube; 6: Email; 7: Telegram
Aplikasi – aplikasi di atas adalah jenis aplikasi yang kebanyakan digunakan pada sistem pembelajaran berbasis e-learning. Akan tetapi, sebagai suatu sistem tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan baik bagi pendidik maupun peserta didik selama menjalankan aktivitas belajar mengajar. Adapun kelebihan dari sistem pembelajaran berbasis e-learning diantaranya sebagai berikut:
1.Hemat Biaya.
Tenaga pendidik maupun peserta didik tidak perlu membayar sejumlah biaya yang biasanya dikeluarkan pada pendidikan secara luring (luar jaringan), seperti biaya transportasi, biaya makan, biaya kontrakan atau kos, biaya praktik, dan lain sebagainya. Sehingga akan lebih efisien dari segi biaya.
2.Waktu belajar lebih fleksibel.
Dengan e-learning memungkinkan peserta didik dapat lebih fleksibel menempuh proses belajarnya dengan mengatur waktunya sendiri. Selain itu, e-learning juga dapat memberikan kemudahan dalam hal akses, yang mana baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan interaksi secara intens kapan pun dan dimana pun. Sehingga peserta didik dimungkinkan dapat mengulang kembali materi belajar yang sebelumnya belum mereka pahami dengan baik.
3.Interaksi antara pendidik dan peserta didik semakin meningkat.
Pembelajaran berbasis e-learning memungkinkan peserta didik yang sebelumnya tidak berani berinteraksi lebih ketika diskusi pada proses belajar secara luring, kini dengan adanya sistem ini akan lebih berani karena tampil secara tidak langsung, serta dapat menyampaikan pertanyaan atau pendapatnya kapan pun.
4.Materi pembelajaran akan lebih mudah disimpan dan disempurnakan kembali.
Adanya fitur – fitur dalam berbagai aplikasi digital sebagai sarana e-learning memungkinkan peserta didik untuk dapat menyimpan, mempelajari kembali, mengubah, dan menyempurnakan materi pembelajaran secara cepat.
5.Menambah jaringan.
Menggunakan e-learning juga akan menambah koneksi jaringan sesama peserta didik dari lintas daerah. Sebab, pembelajaran e-learning memanfaatkan jaringan internet yang dapat dengan mudah melakukan akses informasi.
Sistem pembelajaran berbasis e-learning memang memiliki banyak kelebihan. Akan tetapi melansir dari sumber yang ada yakni University of Illinois dalam Illinois Online Network (2012), juga terdapat kekurangan dari sistem ini diantaranya berkaitan dengan teknologi, peserta didik, fasilitator, dan kurikulum yang kemungkinan tidak siap untuk menerapkan sistem e-learning. Sedangkan Bullen dan Beam dalam Suyanto (2010:7) menyebutkan terdapat beberapa kekurangan dari penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning yaitu sebagai berikut:
- Minimnya akses internet di beberapa tempat.
- Terdapat pendidik atau peserta didik yang masih minim pemahaman terkait hal mengakses internet atau penguasaan bahasa komputer.
- Tenaga pendidik yang semula lebih menguasai sistem pembelajaran luring, kini juga harus menguasai sistem pembelajaran daring (dalam jaringan).
- Bergantung pada motivasi dari peserta didik, apabila peserta didik tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka kemungkinan besar proses pembelajaran akan gagal.
- Proses belajar dan mengajar akan lebih cenderung ke arah sistem pelatihan, bukan pendidikan.
- Kehadiran peserta didik secara virtual dapat membuat peserta didik menggampangkan proses pembelajaran dan kemudian bersifat pasif.
Berbagai penjelasan di atas membuktikan bahwa perkembangan teknologi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat, salah satunya kemajuan teknologi di bidang pendidikan. Sistem pembelajaran berbasis e-learning berhasil menjadi solusi yang sangat baik bagi lembaga pendidikan, terutama di Indonesia ketika dilanda virus Covid-19 yang mengharuskan semua sistem pembelajaran diubah ke sistem digital secara online atau daring (dalam jaringan), untuk menghindari kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik agar angka penyebaran Covid-19 tidak mengalami peningkatan. Hingga kini kasus Covid-19 sudah tidak ada lagi di Indonesia dan sistem pembelajaran kembali ke sistem awal yaitu luring (luar jaringan).
0 Comments