Strategi Mewujudkan Financial Freedom Generasi Z di Era Gig Economy: Pentingkah?

Uploaded by ZakaFahmi

March 20, 2023

Ilustrasi financial freedom generasi Z di era gig economy /Dok. Pribadi/

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Strategi Mewujudkan Financial Freedom Generasi Z di Era Gig Economy: Pentingkah?

Oleh: Mochammad Alwi Hidayat

Mencapai titik financial freedom atau kebebasan finansial menjadi sebuah impian bagi setiap orang. Pasalnya, masalah finansial memiliki hubungan langsung terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat. Era gig economy yang menawarkan berbagai peluang strategis menjadikan peluang generasi Z untuk mewujudkan kebebasan finansial terbuka lebar.

Financial freedom sangat urgen diwujudkan mengingat isu pokok dalam masyarakat saat ini adalah kemiskinan. Dari data DataIndonesia.id tahun 2022 menyebutkan bahwa 47% informan generasi Z mengalami stres yang dipicu karena memikirkan masa depan keuangan. Selain itu, 42% generasi Z menyatakan bahwa kecemasan finansial sehari-hari juga memicu terjadinya stres. Apalagi di era kemajuan teknologi yang serba tidak pasti ini membuat kesejahteraan finansial generasi Z tidak stabil.

Banyaknya ketidakpastian karena teknologi ini memunculkan tantangan baru bagi generasi Z dalam mewujudkan financial freedom. Untuk menghadapi tantangan ini, generasi Z perlu mempersiapkan strategi khusus agar dapat bersaing dan menaklukkan era society 5.0 serta gig economy.

Tetapi, sebelum mengetahui strategi tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengapa era gig economy perlu ditaklukkan oleh generasi Z. Berikut konsepnya:

Konsep Gig Economy Era

Era gig economy merupakan era di mana dalam konsep ekonominya terdapat banyak peluang pekerjaan yang bisa dikerjakan secara fleksibel atau dalam waktu yang singkat. Era ini memiliki keterkaitan erat dengan media digital. Ketidakterbatasan ruang dan waktu yang diciptakan teknologi membuat aktivitas manusia seperti pekerjaan bisa dituntaskan melalui media digital.

Ada lima ciri era gig economy menurut Stanford (2017) yaitu: (1) media digital berperan sebagai mediator pekerjaan, (2) alat produksi harus bisa disediakan pekerja, (3) pekerjaan dilakukan sesuai permintaan klien, (4) terdapat media yang menghubungkan antara klien dan pekerja, dan (5) kompensasi dibayar sesuai hasil kerja, bukan jam kerja (Permana et al., 2023). Dari ciri-ciri tersebut menunjukan bahwa pada era gig economy, pekerjaan dalam bentuk penawaran jasa atau produk digital dapat dimediasi oleh media digital.

Baca juga :   Yuk! Pahami Cyberpolitics Untuk Generasi Muda

Sebagai penduduk asli digital atau digital native, banyak yang bisa dikerjakan oleh generasi Z dalam platform media. Peluang seperti freelance, internship startup, digital marketing, hingga promosi produk atau jasa digital dapat dilakukan untuk mewujudkan kebebasan finansial.

Peluang tersebut harus bisa dioptimalkan agar generasi Z bisa bertahan dalam menghadapi tantangan teknologi. Menaklukkan teknologi penting dilakukan mengingat banyaknya generasi Z yang tergerus oleh arus perkembangan teknologi. 

Oleh sebab itu, strategi produktif bermedia digital sangat diperlukan oleh generasi Z untuk menaklukkan tantangan era perkembangan teknologi terutama dalam mewujudkan financial freedom. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan antara strategi goal setting DUMB dan positive financial habit.

Strategi DUMB merupakan singkatan dari dream, uplifting, method-friendly, dan behaviour-driven. Strategi ini dapat dijadikan panduan untuk produktif bermedia digital dan menentukan arah di era gig economy. Dapat dijabarkan sebagai berikut:

Strategi produktif bermedia guna financial freedom /Dok. Pribadi/

  1. Dream (Bermimpi)

Agar tidak mudah tergerus oleh ketidakpastian teknologi digital, generasi Z harus memiliki mimpi atau tujuan hidup. Dalam konteks bermedia, generasi Z harus bisa menentukan motif ketika menggunakan media. Sesuai dengan teori uses and gratification, motif bermedia akan menentukan efek yang didapatkan oleh penggunanya. Perlu menetapkan motif penggunaan yang jelas agar bisa produktif dalam media. Misal, menggunakan media untuk bekerja lewat konten.

  1. Uplifting (Bersemangat)

Setelah menentukan motif bermedia, generasi Z perlu menimbang apakah goals yang diinginkan dari penggunaan media memberikan energi positif atau tidak. Tujuan yang membawa dampak positif akan meningkatkan semangat individu untuk produktif. Dari tujuan positif tersebut, keberlanjutan produktivitas generasi Z dalam bermedia akan tercipta.

  1. Method-friendly

Maksud dari tahapan ini adalah bagaimana individu bisa merencanakan secara rinci tahapan mencapai output yang diinginkan dalam bermedia. Perencanaan bermedia yang rinci dan jelas akan membuat produktivitas individu lebih terarah dan efektif. Generasi Z tidak akan mudah goyah oleh pengaruh negatif media jika memiliki perencanaan bermedia yang jelas. Misal, terdapat individu yang memiliki tujuan bermedia yaitu upgrading skill. Maka, ia harus memiliki gambaran langkah demi langkah untuk upgrade skill dalam media. Dengan begitu, output yang didapatkan nantinya akan maksimal.

  1. Behaviour-driven (Mengontrol Perilaku)
Baca juga :   Mengenal Cpanel web hosting lanjut (part 2)

Kontrol perilaku dan kebiasaan bermedia akan menentukan tercapainya suatu tujuan. Produktivitas bermedia akan bisa diciptakan jika pengguna bisa konsisten mengontrol diri. Jangan sampai kecanggihan fitur dan variasi konten pada media digital membuat konsumsi media generasi Z menjadi tidak terarah. Sejatinya media diciptakan untuk membawa masyarakat ke kehidupan yang lebih efisien. Tetapi, terkadang efek media digital malah merugikan masyarakat. Maka dari itu, kontrol kebiasaan bermedia sangat urgen untuk menekankan produktivitas pribadi.

Dalam mewujudkan financial freedom di usia muda, strategi DUMB di atas harus dikombinasikan dengan positive financial habit. Ini bisa melatih produktivitas bermedia sekaligus memperbaiki kondisi finansial. Dalam Silaya (2020) disebutkan bahwa kebiasaan finansial yang bisa dibangun oleh generasi Z yang mungkin saat ini berada pada rentang usia 20-30 tahun adalah seperti menabung, mengumpulkan penghasilan, menginvestasikan penghasilan, membeli asuransi, dan sebagainya. Generasi Z dapat produktif mengumpulkan penghasilan lewat peluang era gig economy. Kemudian, generasi Z bisa membangun kesejahteraan finansial melalui investasi pada media digital tepercaya. Investasi seperti reksadana dan lain-lainnya dapat dilakukan di usia muda guna merancang masa depan finansial yang mapan. Selain itu, kompetensi diri generasi Z juga bisa dimaksimalkan apabila memiliki strategi bermedia yang efektif.

Berdasarkan data lapangan menunjukkan bahwa 8 dari 10 informan generasi Z setuju dengan pernyataan “memikirkan masa depan finansial dapat membuat resah”. Maka dari itu, strategi produktif di era gig economy sangat penting untuk membangun kondisi finansial yang sehat di usia muda. Ketika ditanyai mengenai peluang mewujudkan financial freedom lewat media digital, informan setuju akan hal tersebut.

“Menurut aku bisa, karena di dunia digital itu sudah bisa menghasilkan. Seperti YouTube dan TikTok itu bisa menghasilkan. Juga karena sudah banyak orang yang kaya karena YouTube dan sekarang dunianya sudah digital,” jelas Himmatus sebagai salah satu generasi Z yang ikut dalam perkembangan era gig economy.

Baca juga :   METRO FARM: PLATFORM EDUKASI PERMAINAN PERTANIAN URBAN  FARMING DALAM UPAYA MENGENALKAN DAN MENINGKATKAN DAYA  TARIK GENERASI MUDA TERHADAP PERTANIAN 

Teknologi media digital yang erat dengan gig economy membuka peluang besar bagi generasi Z yang bisa memaksimalkannya. Peluang gig economy seperti freelance online, pekerjaan sebagai content creator, digital marketing, hingga industri kreatif media bisa dimaksimalkan untuk mewujudkan kebebasan finansial.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi yang terukur perlu dilakukan untuk memacu produktivitas generasi Z. Strategi produktif bermedia digital diharapkan bisa membawa generasi Z menaklukkan era gig economy dan mewujudkan financial freedom pada usia muda.

Referensi:

Kristenson, S. (2022, June 2). 7 Proven Alternatives to SMART Goals. Develop Good Habits. https://www.developgoodhabits.com/smart-goals-alternative/

Permana, M. Y., Izzati, N. R., & Askar, M. W. (2023). Measuring the Gig Economy in Indonesia: Typology, Characteristics, and Distribution (SSRN Scholarly Paper No. 4349942). https://doi.org/10.2139/ssrn.4349942

Rizaty, M. A. (2022, August 23). Kondisi Keuangan Jadi Penyebab Utama Stres Gen Z dan Milenial. https://dataindonesia.id/varia/detail/kondisi-keuangan-jadi-penyebab-utama-stres-gen-z-dan-milenial

Silaya, M. A. (2020). Financial Health: Suatu Kajian Pustaka. peluang, 14(1), Article 1. http://ojs.ukim.ac.id/index.php/peluang/article/view/405

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *