Bahaya Teknologi Masa Depan Dalam Konteks Humaniora

Uploaded by ZakaFahmi

March 14, 2023

Bahaya Teknologi Masa Depan Dalam Konteks Humaniora

     Perkembangan teknologi telah banyak memberikan manfaat kepada manusia. Namun, tak dapat dipungkiri, seiring pesatnya kemajuan teknologi juga telah banyak memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan dan hak masing-masing individu. Hal ini mencakup penggunaan Artificial Intelligence, Kloning Manusia, dan Pengendalian Cuaca, yang saat ini sedang happening dalam dunia technology. 

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

      Penggunaan teknologi Artificial Intelligence tak bisa dianggap remeh. Karena, technology masa depan tersebut memiliki potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup manusia. 

       Adanya  Artificial Intelligence membuat segala hal menjadi lebih instan. Mayoritas orang menjadi lebih mudah dalam meramu karya seni, tanpa harus mendedikasikan waktu bertahun-tahun untuk belajar menorehkan kuas di atas kanvas. Dalam beberapa bulan terakhir, para penikmat dunia online dihebohkan dengan fitur yang dapat menghasilkan karya lukisan sekelas pelukis profesional. Para penggunanya hanya tinggal mengetik kata kunci dari gambar yang diinginkan. Beberapa Aplikasi sekelas Tik-Tok, Lensa dsb sangat populer dengan fiturnya yang  menawarkan seseorang untuk menjadi seniman dadakan. 

       Hal tersebut tentunya memberikan impact negatif pada manusia. Seseorang akan lebih tidak menghargai proses dan originalitas karya seni. Selain itu ada bahaya yang lebih krusial, yakni mengganggu hak milik orang lain. Karena, aplikasi tersebut tidak secara mandiri dalam menggagas lukisan yang ada di dalamnya, melainkan mengambil berbagai jenis lukisan dari mesin pencarian seperti google. Sehingga, sangat wajar jika hal itu menuai banyak kontra dari para pelukis dunia. Para seniman berpendapat bahwa sistem aplikasi tersebut tidak ada bedanya dengan meraup keuntungan dari jerih payah mereka.  

Baca juga :   Meme Sebagai Upaya Menangkal Propaganda Teologi di Media Sosial

       Teknologi berbahaya kedua adalah kloning manusia. Meskipun teknologi tersebut masih dalam tahap uji coba, namun jika kloning manusia berhasil dikembangkan sangan mungkin dapat menimbulkan banyak problem. Misalnya, seseorang yang berkeinginan mengkloning dirinya sendiri untuk memperpanjang umurnya. Sehingga sangat mungkin hal itu dapat menggerus nilai-nilai ketuhanan. Selain itu, teknologi kloning juga akan menimbulkan masalah etis dan moral. Seperti kemanusiaan, integritas fisik, kondisi mental dan kesetaraan hak. 

        Sedangkan teknologi berbahaya ketiga adalah pengendalian cuaca. Meskipun teknologi tersebut dapat membantu manusia dalam mengurangi bencana alam seperti banjir dsb. Akan tetapi jika teknologi pengendalian cuaca digunakan secara tidak tepat, maka bisa menyebabkan masalah yang cukup serius, misalnya bencana alam lain seperti badai, dan tornado. Sehingga bisa merugikan manusia dari sisi rohani, jasmani dan finansial. 

        Problematika tersebut tentu memerlukan tindakan responsif. Karena, teknologi yang dianggap sebagai future technology memiliki bahaya krusial pada konteks humaniora. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan memudar seiring pengaplikasian teknologi masa depan yang tidak terkendali. Apalagi jika Negara-negara di dunia khususnya Indonesia, abai terhadap pemberdayaan dan pengembangan SDM. Hal tersebut tentunya akan membuat manusia semakin pasif. Karena ketidak cakapannya dalam berperan. 

         Hal seperti itulah yang menjadi kekhawatiran masyarakat global. Oleh karenanya, tak pelak jika beberapa Negara di dunia, salah satunya Amerika Serikat mengambil tindakan dalam menyikapi bahaya teknologi masa depan, yang sudah mulai merasuki sendi-sendi kehidupan. Pada tanggal 22 februari kemarin, sebuah karya penulis Amerika Serikat Kris Krastanova yang berjudul “Zarya of The Dawn” ditolak penerbitan hak ciptanya oleh United States Copyright Office. Hal itu dikarenakan, gambar-gambar yang termuat dalam komik tersebut merupakan hasil produksi sistem Al “Midjourney” bukan karya original penulis. Melalui surat terbuka yang ditujukan kepada penulis, Badan Hak Cipta Amerika Serikat menyatakan bahwa hak cipta hanya dapat diperoleh atas karya yang dibuat oleh kreator manusia. Seperti yang dikatakan oleh filsuf Amerika, Susanne K. Langer bahwa seni pada hakikatnya adalah ekspresi dari suatu bentuk konkrit dari kreasi manusia. 

Baca juga :   Alasan trader tidak menggunakan linux

       Oleh sebab itu, Penanganan efektif terkait teknologi masa depan sangat perlu teraplikasi. Bukan hanya pada penggunaan Artifial Intelligence, akan tetapi juga pada kloning manusia, dan pengendalian cuaca. Peminimalisiran bahaya dari future technology harus terealisasi dengan intensif. Terutama dalam konteks humaniora. Hal ini tentunya bukan sebagai sikap antipati terhadap progresifitas zaman, akan tetapi sebagai bentuk respon untuk membangun keseimbangan antara kemajuan dunia industri dan peran manusia. Sehingga, bahaya teknologi yang dapat mengebiri nilai-nilai humaniora seperti kemanusiaan, seni, filsafat dsb bisa dicegah dengan optimal. 

        Para Ilmuwan dan pembuat kebijakan juga perlu mempertimbangkan terkait dampak teknologi masa depan yang akan menimpa manusia. Khususnya dari segi sosial, etis, moral, seni, dan lingkungan. Sehingga teknologi tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan, aman, dan bertanggung jawab dalam konteks humaniora. 

 

Nama : Mauzun (Pegiat Literasi, Alumni IKAZA, dan Anggota Forum Ketiga Network) 

Alamat : Gadu Barat, Ganding, Sumenep

 

         

        

 

       

      

 

          

 

 

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *