Apakah Kemajuan Teknologi Sudah Seimbang dengan  Kemampuan Teknologi Masyarakat Indonesia? 

Uploaded by ZakaFahmi

March 24, 2023

Apakah Kemajuan Teknologi Sudah Seimbang dengan  Kemampuan Teknologi Masyarakat Indonesia? 

Oleh : Siti Arum Sari 

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kini teknologi mampu beriringan dengan kemajuan suatu negara. Kualitas negara  dapat dilihat dari kemajuan teknologinya. Kemajuan teknologi tentunya memberi banyak  impact pada setiap bidang kehidupan masyarakat dari mulai ekonomi, politik, sosial,  budaya, bahkan pendidikan. Aktivitas yang didominasi oleh teknologi dapat bersifat  komplementer, dengan begitu faktor teknologi dapat mempengaruhi sumber daya  manusia, sumber daya alam dan modal (Haq, Mirajul; Perveen, Khalida; Amin 2017). 

Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan IP-TIK tahun 2020 di Indonesia  tumbuh sebesar 5,08%, dihitung dari peningkatannya pada tahun 2019 dari angka 5,32 menjadi 5,59 di tahun 2020 pada skala 0-10. Dari ketiga subindex yang terhitung,  penggunaan teknologi telah mengalami peningkatan lebih pesat dibanding subindex yang  lain yaitu 10,10%. 

Sumber: katadata 

Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan terkait peningkatan jumlah pengguna  internet sebanyak 7,78% pada saat pandemi Covid-19. Begitupun We Are Social mencatat  sebanyak 204,7 juta pengguna internet di Indonesia per Januari 2022. Peningkatan  penetrasi internet mencapai 50% dari total penduduk di Indonesia. 

Maka pasca Covid-19, laju perkembangan teknologi menjadi signifikan. Hal ini  mengacu pada transformasi digital yang meraup semua lingkup kehidupan. Sehingga mau  tidak mau, sosialisasi IPTEK perlu disebarluaskan secara komprehensif pada masyarakat  supaya masyarakat lebih mengenali eksistensi digital.  

Peningkatan teknologi di Indonesia memang membawa selebrasi sekaligus kabar  baik untuk kemajuan sumber daya manusia yang mempengaruhi masyarakat dari sisi 

demografis. Namun stigma yang kerap muncul dari peningkatan teknologi di Indonesia yaitu banyaknya peningkatan pengguna dibandingkan dengan ahli teknologi. Jika hal ini  terus terjadi, dikhawatirkan dapat menghambat keseimbangan antara ahli teknologi  dengan penggunanya. Sedangkan indikasi teknologi dalam tantangan global dapat diatasi  dari kompetensi teknologi masyarakat yang menyadari eksistensi teknologi serta mampu  bergelut dengan ranah digital.  

Dalam menjalankan transformasi digital, Kominfo membuat 4 kebijakan akselerasi  transformasi digital, yaitu menyelesaikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan  informatika yang merata dan berkualitas. Akselerasi transformasi digital tentunya perlu  didukung oleh infrastruktur yang memadai. Hal ini termasuk upaya pemerintah dalam 

Baca juga :   Cara jual foto di shutterstock mudah di jamin cuan

melakukan pemerataan akses digital diseluruh wilayah. Menkominfo menyampaikan  bahwa saat ini infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah terhubung  dengan baik di seluruh wilayah Indonesia. Infrastruktur digital secara konkret terdiri dari tiga lapisan, yaitu tulang punggung (backbone); middle mile dan the last mile.  

Namun, ketika peningkatan infrastruktur dibangun sedemikian rupa oleh  pemerintah, mayoritas wilayah Indonesia dikabarkan masih banyak yang Gagap  Teknologi. Data ini dirilis oleh kementerian Komunikasi dan informatika dalam Indeks  Masyarakat Digital (IMD) tahun 2022. Pengukuran yang didefinisikan IMD diukur dari  tingkat penggunaan digital pada kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam  kehidupan sehari-hari maupun pekerjaannya.  

Dalam hal ini, masyarakat perlu didorong untuk menyadari bahwa keseimbangan  antara kemajuan perlu selaras dengan kemampuan. Dampak teknologi pada  perkembangan pendidikan menguraikan kepentingan yang serius untuk proses  komunikasi melalui informasi yang disajikan oleh guru kepada siswa dalam media yang  tersedia (Oetomo dan Priyogutomo, 2004). Namun Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan keterbatasan guru dalam kemampuan  penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi masih terbatas bahkan mencapai 60%. Sedangkan pendidikan adalah Lembaga fundamental yang pada hakikatnya membentuk  kualitas sumber daya manusia untuk mewadahi sekaligus mengasah kemampuan dasar  sampai dengan kemampuan spesifik pada bidangnya. 

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu dan pengetahuan, maka literasi yang  mengandung pengetahuan termasuk peran penting dalam mendongkak dan memperbaiki

kualitas pendidikan di Indonesia. Namun yang diungkap oleh UNESCO terkait minat  baca masyarakat Indonesia bisa dibilang sangat rendah bahkan hanya mencapai 0,0001%.  Sedangkan fakta lain dari Lembaga Riset Digital Marketing Emarketer mengungkapkan  perkiraan pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Kedua data  ini menunjukan kurangnya minat baca di Indonesia disebabkan karena masyarakatnya  lebih aktif di sosial media dibanding mendalami bahan bacaan sebagai investasi diri.  Padahal kedua aspek yang saling berkaitan tersebut perlu disorot untuk mendobrak  Indonesia menjadi lebih baik dari segi pendidikan yang mencakup literasi serta kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi.  

Baca juga :   TEKNOLOGI: PELUANG DAN TANTANGAN BAGI INDONESIA

Definisi gaya hidup yang direfleksikan oleh masyarakat Indonesia dapat terbentuk  dari kebiasaan keseharian dimulai pada saat kecil hingga dewasa. Ada beberapa kebiasaan yang identik dengan masyarakat Indonesia sehingga dapat menciptakan segala spekulasi  yang berdampak buruk untuk kemajuan negara dan peningkatan kemampuan teknologi di Indonesia. Stanford University, Amerika Serikat pernah melakukan penelitian pada  2017 mengenai data beberapa negara yang memiliki gaya hidup malas bergerak. Dan  Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara paling malas di dunia dengan menduduki  peringkat pertama dari 9 negara. Hal ini tentu dapat mempengaruhi pola hidup tidak  produktif dan menghambat tercapainya cita-cita dan tujuan bangsa.  

Teknologi Informasi yang maju hingga tahap ini tidak terlepas dari inovasi-inovasi  yang dikembangkan oleh beberapa orang. Inovasi teknologi tidak terlepas juga dari  penemuan sebelumnya yang diinovasi kembali agar dapat disesuaikan dengan era  kehidupan. Namun di Indonesia sendiri hampir tidak banyak yang menguasai research  dan development guna inovasi teknologi. Bambang Brodjonegoro Menteri Riset dan  Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengungkap  ketertinggalan Indonesia dalam lembaga riset. Terhitung indeks inovasi global yang  mencapai 29,72 dari skala 0 sampai 100, Indonesia hanya menempatkan posisi 85 dari  129 negara. Seperti yang dikatakan Raditya Kokasih sebagai Ketua Asosiasi Praktisi  Perlindungan Data Indonesia (APPDI) bahwa Indonesia sudah tertinggal jauh dalam  mengesahkan aturan mengenai perlindungan data. Dengan demikian masyarakat perlu  didorong untuk melakukan research dan development terhadap kompetensi yang  dimilikinya terutama dalam bidang teknologi dan informasi.  

Dengan demikian, dari data dan fakta yang terhimpun dapat disimpulkan bahwa kemajuan dan kemampuan teknologi di Indonesia masih belum berada pada titik 

seimbang. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan tersebut seperti  pendidikan yang belum maksimal untuk mempersiapkan guru agar lebih beradaptasi  dengan teknologi digital sehingga peran guru sebagai penyampai informasi tentang  pengetahuan dapat dikatakan belum maksimal apabila guru tersebut masih memaksa  siswanya untuk bergelut dengan sistem belajarnya secara manual. 

Baca juga :   Pentingnya teknologi dalam membantu efektifitas UMKM.

Degradasi minat baca akan berdampak serius dalam memperburuk pola pikir,  meningkatkan gaya hidup malas, kurang pengetahuan, dan kurangnya rasa kompetitif dari negara lain. Maka dari itu, mulailah tanamkan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan  agar dapat mengeskplorasi lebih jauh ilmu pengetahuan tersebut dari buku-buku yang  dirasa sangat menarik dan berguna.  

Selain itu kurangi rasa malas secara partikular terlebih dahulu untuk meningkatkan  produktivitas. Mulai dari mengurangi aktivitas yang tidak bermanfaat dan lebih  menghargai waktu. Susun target harian, mingguan, tahunan agar lebih bersemangat dalam  melakukan kegiatan positif. Dan juga lakukan research dan development dari mulai  membedah sesuatu yang menarik lalu susun kembali kedalam bentuk asalnya kemudian kembangkan dalam inovasi menurut kreatifitas diri sendiri. 

Referensi  

Astini, Ni Komag Suni. 2019. “Pentingnya Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi  Bagi Guru Sekolah Dasar Untuk Menyiapkan Generasi Milenial.” Prosiding Seminar  Nasional Dharma Acarya 1(2018): 113–20. 

Danuri, Muhamad. 2019. “Development and Transformation of Digital Technology.”  Infokam XV(II): 116–23. 

Fatwa, Alyan. 2020. “Indonesian Journal of Instructional Pemanfaatan Teknologi  Pendidikan Di Era New Normal.” 1: 20–30. 

Haq, Mirajul; Perveen, Khalida; Amin, Baber. 2017. “Kemajuan Teknologi Dan  Pembangunan Ekonomi.” Forman Journal of Economic Studies 13: 83–103.  https://web.s.ebscohost.com/abstract?direct=true&profile=ehost&scope=site&autht ype=crawler&jrnl=1990391X&AN=128769404&h=t7kscmFgvsQ8IalcENDsCVD k7gA3wHfpez3zCuCPiWhxffmsT4fErDf%2BA4v7OMyX8Curr9BPbJSiiQ6XpR GaTw%3D%3D&crl=c&resultNs=AdminWebAuth&resultLocal=. 

Moningka, Olivia et al. 2016. “BERANTAS GAPTEK DENGAN IPTEKS.” (11): 466– 75. 

Perkembangan, Dalam, Teknologi Pendidikan, and D I Indonesia. 2019. “Prosiding  Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang 03  Mei 2019.” : 18–25. 

Tarbiyah, Munirah Fakultas et al. “SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara  Keinginan Dan Realita.” (36): 233–45. 

Untuk, Komunikasi, Kemajuan Pendidikan, and D I Indonesia. 2005. “Miarso, Yusufhadi,  2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta 2. Diarsipkan Oleh  PLS UM Untuk Imadiklus.Com.”

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *