Indonesia merupakan negara agraris yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional secara keseluruhan. Dimana ekonomi menentukan daya saing antar negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi, ilmu pengetahuan, modal, dan budaya. Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III 2022 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp5.901,2 triliun dan harga konstan sebesar Rp2.976,8 triliun. Tercatat, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44% (yoy) dan 3,72% (qtq) pada triwulan II 2022. Pada triwulan I 2022, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01% (yoy) namun mengalami kontraksi sebesar 0,95% (qtq). Salah satunya adalah Indonesia yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Lebih dari 60% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan di mana pertanian adalah pekerjaan utama.
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi pertanian yang tinggi namun terkena dampak alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Perampasan tanah publik sangat disayangkan bagi masyarakat lokal. Beberapa faktor yang terlibat dalam alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan permukiman, antara lain alih fungsi dari penggunaan perumahan itu sendiri, kemajuan urbanisasi, dan
keinginan akan perumahan yang berlebihan. Wilayah konversi lahan terbesar adalah Jawa dengan 54% dan Sumatera dengan 38%. Perubahan konversi lahan terbesar adalah lahan desa atau kawasan pemukiman (69%) dan 20% kawasan industri (Fatchiya et al., 2016).
Masalah petani dalam beberapa tahun terakhir adalah penyusutan luas lahan akibat pertambahan penduduk dan penyusutan kepemilikan lahan pertanian. Dimana penyusutan luas lahan berdampak pada produksi pertanian sebagai sumber pangan masyarakat. Direktur Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan berkurangnya luas sawah sekitar 240.000 hektare dari Januari hingga September tahun ini. Situasi ini juga menjadi masalah bagi Indonesia. Tidak hanya itu, ada masalah lain yang perlu diperhatikan. Jadi, pertama, pertanian diremehkan. Banyak yang masih percaya bahwa bertani hanya mengarah pada peretasan. Sehingga kesan sektor pertanian
kotor dan miskin. Kedua, krisis revitalisasi petani muda. Kaum muda kurang tertarik untuk berpartisipasi dalam bertani, menurut statistik 61% petani berusia di atas 45 tahun. Ketiga, teknik penanaman kurang presisi. Pertanian yang tepat dengan teknologi yang benar dan tepat guna.
Pemerintah juga berperan aktif dalam upaya peningkatan pertanian, termasuk dengan melindungi lahan pertanian setempat. Berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), lahan pertanian di wilayah tersebut merupakan lahan abadi yang tidak dapat diubah fungsinya. Selain itu, pemerintah pusat memberikan prioritas kepada pemerintah daerah (Pemda) atau petani dalam bentuk insentif yang termasuk dalam berbagai bantuan negara. Namun, hal ini tidak efisien bagi petani yang mengeluhkan luas lahan yang kecil. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi masalah di atas?
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tergerak untuk menawarkan sebuah solusi berupa gagasan yang kreatif dan inovatif, berupa karya esai yang berjudul “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” (Kelola dan Efektifkan Keramba Pertanian Society 5.0) Berbasis “TEMAN PETANI (Teknologi Masa Depan Petani Indonesia)” dengan Konsep “Di Atas Keramba Aku Bercocok Tanam”. “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” merupakan sebuah kolaborasi antara teknologi dengan aplikasi yang dapat menanam tanaman hidroponik secara otomatis di atas air kolam ikan sesuai sengan pH air yang terkandung didalamnya.
Adapun perangkat-perangkat yang terdapat di “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” antara lain sebagai berikut:
- Sensor kelembaban tanah (YL-69)
Sensor kelembaban tanah adalah jenis sensor yang mendeteksi keberadaan air di dalam tanah. Sensor ini dapat mendeteksi ketinggian air dengan probe dengan dua wajah berbeda.
- Sensor suhu DHT11
Sensor ini digunakan untuk merasakan atau membaca suhu sekitar. 3. Sensor pH air Arduino
Sensor ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur kadar asam basa suatu larutan. Elektroda pH dimasukkan ke dalam larutan sampel dan elektroda
mendeteksi larutan sampel. Dimana sinyal dari elektroda pH berubah menjadi sinyal listrik. Keluaran sinyal listrik tersebut diperkuat oleh rangkaian amplifier, diubah menjadi tegangan analog oleh Arduino UNO, dan data analog diubah menjadi data digital, sehingga hasilnya dapat ditampilkan pada smartphone.
- Sensor PIR PING
Sensor ini berfungsi sebagai pengendali dan pembasmi hama yang nantinya akan dihubungkan pada Arduino uno.
- Sensor Arduino Uno
Sensor Arduino Uno ini sebagai system pusat kontrol dan proses data yang menggunakan mikrokontroler berbasis Atmega328.
- Organik Fertilizer Sprinkler
Perangkat ini berfungsi untuk menaburkan pupuk organik yang dihasilkan dari sisa kotoran ikan secara otomatis.
- Buzzer
Buzzer berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara berupa gelombang bunyi yang akan menginformasikan mengenai tanaman untuk siap dipanen.
- Picker Galah
Perangkat ini berfungsi sebagai alat pengerak pengganti tangan manusia yang tugasnya menanam dan memanen tanaman hidroponik secara otomatis melalui pengontrolan.
Adapun cara menggunakan KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 seperti yang tertera di bawah ini:
- Para petani dapat menjalankan teknologi KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 melalui aplikasi TEMAN PETANI yang sistemnya telah diatur sebelumnya. Teknologi KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 tersebut akan beroperasi untuk melaksanakan tugas bercocok tanam berkonsep keramba di air kolam ikan. Beberapa jenis tanaman hidroponik sayuran yang bisa ditanam diantaranya adalah selada, kangkung, dan pakcoy. Dimana jenis tanaman tersebut pHnya tidak lebih dari 8, sehingga sesuai dengan pH air kolam ikan.
- Setelah itu, sensor pH air Arduino atau pH Meter akan mendeteksi air kolam ikan sesuai dengan peran dan tugasnya. Dimana derajat keasaman air kolam ikan yang normal yaitu 6,9-8.
- Diikuti dengan Sensor Suhu DHT11 yang juga akan mendeteksi suhu atau temperatur air yang terdapat di kolam ikan dengan merubah besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan.
- Setelah itu, Sensor Arduino Uno akan memproses semua data yang diperoleh dari hasil pendeteksian beberapa sensor dan dilanjutkan pemrosesan data ke mikrokontroler Atmega328.
- Setelah data diproses, maka akan ada pemberitahuan berupa notifikasi pada aplikasi dan buzzer pada teknologi bahwa lahan siap untuk ditanami. 6. Melalui tombol start yang terdapat di aplikasi smartphone, maka secara otomatis picker galah akan menanam tanaman hidroponik keramba yang sudah disiapkan petani sebelumnya didekat teknologi. Sehingga, Petani dapat dengan mudah bercocok tanam tanpa harus terjun langsung ke air kolam ikan.
- Setelah itu, pada saat pemupukan secara otomatis dapat dikontrol melalui aplikasi smartphone juga. Dimana Organik Fertilizer Sprinkler akan beroperasi menaburkan pupuk organik pada tanaman. Pupuk organik hasil dari sisa kotoran ikan di dalam air kolam yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan dan mengandung unsur hara.
- Setelah itu, jika tanaman sudah mulai tumbuh makan petani juga dapat melihat kualitas tanaman terdapat hama atau tidak. Melalui sensor PIR PING yang nantinya akan terintegrasi dengan program di arduino dan smartphone serta menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga alat tersebut yang tentunya memudahkan petani karena petani tidak perlu susah untuk membawa stop kontak listrik karena alat tersebut bekerja menggunakan tenaga matahari. Selain itu alat ini bisa sangat praktis karena menggunakan pipa teleskopis dan dapat berputar hingga 360°.
- Setelah itu, pada saat tanaman siap panen maka picker galah kembali bekerja untuk memanen tanaman hidroponik keramba.
Sistem kerja dari TEMAN PETANI yaitu:
- TEMAN PETANI melakukan inisialisasi dengan beberapa sensor. 2. Sensor akan mendeteksi komponen-komponen yang ada pada KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 guna mengetahui langkah lebih lanjut yang akan dilakukan TEMAN PETANI.
- KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 mulai mengirimkan data tentang kinerja teknologi yang terdapat pada aplikasi TEMAN PETANI akan terdeteksi melalui web server di smartphone.
- Aplikasi TEMAN PETANI mengakses web server untuk mendapatkan informasi dan data, sehingga petani dapat memberikan perintah melalui aplikasi TEMAN PETANI.
- KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 mulai bekerja dengan control dari aplikasi TEMAN PETANI.
Berikut adalah estimasi biaya pembuatan seperangkat teknologi di dalam KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 :
NAMA KOMPONEN | HARGA |
Sensor kelembapan tanah (YL-69) | Rp. 20.000 |
Sensor suhu DHT11 | Rp. 25.000 |
Sensor pH Air Arduino | Rp. 450.000 |
Sensor Arduino Uno | Rp. 170.000 |
Sensor PIR PING | Rp. 75.000 |
Organik Fertilizer Sprinkler | Rp. 100.000 |
Buzzer | Rp. 80.000 |
Picker galah | Rp. 920.000 |
TOTAL | Rp. 1.840.000 |
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk merealisasikan teknologi ini antara lain sebagai berikut:
- Penulis bekerja sama dengan pengelola untuk mendiskusikan ide awal dan mengembangkan aliran pemikiran dari teknologi yang ingin mereka ciptakan.
- Penulis juga bekerja sama dengan profesional TI.
- Penulis mengumpulkan data pendukung lainnya melalui survey literatur dan wawancara.
- Penulis menjalin komunikasi aktif dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Penulis juga akan terus menjajaki dan mencari mitra dari berbagai pihak termasuk produsen teknologi Indonesia.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” merupakan sebuah kolaborasi teknologi berbasis digital dengan aplikasi yang mampu memudahkan masyarakat terutama petani dalam bercocok tanam. Masyarakat tidak perlu memikirkan lahan bahkan sampai membeli lahan sekaligus karena petani dapat memanfaatkan kolam ikan berkonsep keramba sebagai media bercocok tanam. Meminimalisir terjadinya konversi lahan pertanian. Mengoptimalkan hasil pertanian guna meningkatkan sumber daya alam (SDA). Masyarakat dapat memanfaatkan air di kolam ikan sebagai media tanam untuk bercocok tanam yang kekinian, serta memudahkan petani. Memudahkan pemeliharaan ikan baik dari proses pertumbuhan ikan dan keberadaan ikan. Sehingga, dengan memanfaatkan air kolam ikan sebagai sarana meningkatkan sumber daya alam. Mengubah pola pikir masyarakat terhadap sektor pertanian agar tidak dipandang sebelah mata. Meningkatkan daya tarik dan minat regenerasi muda dalam bertani. Serta meningkatkan strategi budidaya dalam bertani yang presisi.
DAFTAR PUSTAKA
Admin Liputan6.com. 2020. Moeldoko Ungkap Tantangan Pertanian di Asia dan Indonesia. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4200213/moeldoko ungkap-tantangan-pertanian-di-asia-dan-indonesia. [16 Maret 2023, 11.15 WIB].
Anna Fatchiya, dkk. 2016. Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian dan Hubungannya dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani. Jurnal Penyuluhan, Vol. 12, No.2, Hal. 190.
KemenPAN-RB. 2022. Ekonomi Indonesia Kebal Resesi. https://www.menpan. go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/ekonomi-indonesia-kebal-resesi#:~: text=Adapun%20pertumbuhan%20ekonomi%20Indonesia%20 berdasarkan)%20pada%20kuartal%20II%2D2022. [16 Maret 2023, 14.05 WIB].
Kurniawan, Alek. 2019. Ini Upaya Pemerintah dalam Perlindungan Lahan Pertanian di Daerah. https://money.kompas.com/read/2019/10/09/ 092000026/ini-upaya-pemerintah-dalam-perlindungan-lahan-pertanian-di daerah?page=all. [17 Maret 2023, 19.40 WIB].
0 Comments