Kelola dan Efektifkan Keramba Pertanian Society 5.0

Uploaded by ZakaFahmi

March 24, 2023

Indonesia merupakan negara agraris yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional secara keseluruhan. Dimana ekonomi menentukan daya saing antar negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi, ilmu pengetahuan, modal, dan budaya. Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III 2022 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp5.901,2 triliun dan harga konstan sebesar Rp2.976,8 triliun. Tercatat, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44% (yoy) dan 3,72% (qtq) pada triwulan II 2022. Pada triwulan I 2022, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01% (yoy) namun mengalami kontraksi sebesar 0,95% (qtq). Salah satunya adalah Indonesia yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Lebih dari 60% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan di mana pertanian adalah pekerjaan utama. 

Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi pertanian yang tinggi namun terkena dampak alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Perampasan tanah publik sangat disayangkan bagi masyarakat lokal. Beberapa faktor yang terlibat dalam alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan permukiman, antara lain alih fungsi dari penggunaan perumahan itu sendiri, kemajuan urbanisasi, dan  

keinginan akan perumahan yang berlebihan. Wilayah konversi lahan terbesar  adalah Jawa dengan 54% dan Sumatera dengan 38%. Perubahan konversi lahan  terbesar adalah lahan desa atau kawasan pemukiman (69%) dan 20% kawasan  industri (Fatchiya et al., 2016). 

Masalah petani dalam beberapa tahun terakhir adalah penyusutan luas  lahan akibat pertambahan penduduk dan penyusutan kepemilikan lahan pertanian. Dimana penyusutan luas lahan berdampak pada produksi pertanian sebagai  sumber pangan masyarakat. Direktur Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan berkurangnya luas sawah sekitar 240.000 hektare dari Januari hingga September tahun ini. Situasi ini juga menjadi masalah bagi Indonesia. Tidak hanya itu, ada masalah lain yang perlu diperhatikan. Jadi, pertama, pertanian diremehkan. Banyak yang masih percaya bahwa bertani hanya mengarah pada peretasan. Sehingga kesan sektor pertanian 

kotor dan miskin. Kedua, krisis revitalisasi petani muda. Kaum muda kurang tertarik untuk berpartisipasi dalam bertani, menurut statistik 61% petani berusia di atas 45 tahun. Ketiga, teknik penanaman kurang presisi. Pertanian yang tepat dengan teknologi yang benar dan tepat guna. 

Pemerintah juga berperan aktif dalam upaya peningkatan pertanian, termasuk dengan melindungi lahan pertanian setempat. Berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), lahan pertanian di wilayah tersebut merupakan lahan abadi yang tidak dapat diubah fungsinya. Selain itu, pemerintah pusat memberikan prioritas kepada pemerintah daerah (Pemda) atau petani dalam bentuk insentif yang termasuk dalam berbagai bantuan negara. Namun, hal ini tidak efisien bagi petani yang mengeluhkan luas lahan yang kecil. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi masalah di atas? 

Baca juga :   MENGGABUNGKAN TEKNOLOGI DAN ADAT UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tergerak untuk menawarkan  sebuah solusi berupa gagasan yang kreatif dan inovatif, berupa karya esai yang  berjudul “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” (Kelola dan Efektifkan Keramba  Pertanian Society 5.0) Berbasis “TEMAN PETANI (Teknologi Masa Depan  Petani Indonesia)” dengan Konsep “Di Atas Keramba Aku Bercocok Tanam”. “KERAMBA PERTANIAN’S 5.0” merupakan sebuah kolaborasi antara  teknologi dengan aplikasi yang dapat menanam tanaman hidroponik secara  otomatis di atas air kolam ikan sesuai sengan pH air yang terkandung didalamnya.  

Adapun perangkat-perangkat yang terdapat di “KERAMBA  PERTANIAN’S 5.0” antara lain sebagai berikut: 

  1. Sensor kelembaban tanah (YL-69)  

Sensor kelembaban tanah adalah jenis sensor yang mendeteksi keberadaan air di dalam tanah. Sensor ini dapat mendeteksi ketinggian air dengan probe dengan dua wajah berbeda.  

  1. Sensor suhu DHT11  

Sensor ini digunakan untuk merasakan atau membaca suhu sekitar. 3. Sensor pH air Arduino 

Sensor ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur kadar asam basa suatu larutan. Elektroda pH dimasukkan ke dalam larutan sampel dan elektroda

mendeteksi larutan sampel. Dimana sinyal dari elektroda pH berubah menjadi sinyal listrik. Keluaran sinyal listrik tersebut diperkuat oleh rangkaian amplifier, diubah menjadi tegangan analog oleh Arduino UNO, dan data analog diubah menjadi data digital, sehingga hasilnya dapat ditampilkan pada smartphone

  1. Sensor PIR PING  

Sensor ini berfungsi sebagai pengendali dan pembasmi hama yang  nantinya akan dihubungkan pada Arduino uno. 

  1. Sensor Arduino Uno 

Sensor Arduino Uno ini sebagai system pusat kontrol dan proses data yang  menggunakan mikrokontroler berbasis Atmega328. 

  1. Organik Fertilizer Sprinkler 

Perangkat ini berfungsi untuk menaburkan pupuk organik yang dihasilkan  dari sisa kotoran ikan secara otomatis. 

  1. Buzzer  

Buzzer berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara berupa gelombang bunyi yang akan menginformasikan mengenai tanaman untuk siap dipanen. 

  1. Picker Galah

Perangkat ini berfungsi sebagai alat pengerak pengganti tangan manusia  yang tugasnya menanam dan memanen tanaman hidroponik secara  otomatis melalui pengontrolan.  

Adapun cara menggunakan KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 seperti yang  tertera di bawah ini: 

  1. Para petani dapat menjalankan teknologi KERAMBA PERTANIAN’S  5.0 melalui aplikasi TEMAN PETANI yang sistemnya telah diatur sebelumnya. Teknologi KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 tersebut akan beroperasi untuk melaksanakan tugas bercocok tanam berkonsep keramba  di air kolam ikan. Beberapa jenis tanaman hidroponik sayuran yang bisa  ditanam diantaranya adalah selada, kangkung, dan pakcoy. Dimana jenis  tanaman tersebut pHnya tidak lebih dari 8, sehingga sesuai dengan pH air  kolam ikan.
  2. Setelah itu, sensor pH air Arduino atau pH Meter akan mendeteksi air  kolam ikan sesuai dengan peran dan tugasnya. Dimana derajat keasaman  air kolam ikan yang normal yaitu 6,9-8. 
  3. Diikuti dengan Sensor Suhu DHT11 yang juga akan mendeteksi suhu atau  temperatur air yang terdapat di kolam ikan dengan merubah besaran panas  yang ditangkap menjadi besaran tegangan. 
  4. Setelah itu, Sensor Arduino Uno akan memproses semua data yang  diperoleh dari hasil pendeteksian beberapa sensor dan dilanjutkan pemrosesan data ke mikrokontroler Atmega328. 
  5. Setelah data diproses, maka akan ada pemberitahuan berupa notifikasi  pada aplikasi dan buzzer pada teknologi bahwa lahan siap untuk ditanami. 6. Melalui tombol start yang terdapat di aplikasi smartphone, maka secara  otomatis picker galah akan menanam tanaman hidroponik keramba yang  sudah disiapkan petani sebelumnya didekat teknologi. Sehingga, Petani  dapat dengan mudah bercocok tanam tanpa harus terjun langsung ke air  kolam ikan. 
  6. Setelah itu, pada saat pemupukan secara otomatis dapat dikontrol melalui  aplikasi smartphone juga. Dimana Organik Fertilizer Sprinkler akan  beroperasi menaburkan pupuk organik pada tanaman. Pupuk organik hasil  dari sisa kotoran ikan di dalam air kolam yang baik bagi pertumbuhan  tumbuhan dan mengandung unsur hara. 
  7. Setelah itu, jika tanaman sudah mulai tumbuh makan petani juga dapat  melihat kualitas tanaman terdapat hama atau tidak. Melalui sensor PIR  PING yang nantinya akan terintegrasi dengan program di arduino dan smartphone serta menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga alat tersebut yang tentunya memudahkan petani karena petani tidak perlu susah  untuk membawa stop kontak listrik karena alat tersebut bekerja  menggunakan tenaga matahari. Selain itu alat ini bisa sangat praktis  karena menggunakan pipa teleskopis dan dapat berputar hingga 360°. 
  8. Setelah itu, pada saat tanaman siap panen maka picker galah kembali bekerja untuk memanen tanaman hidroponik keramba.
Baca juga :   Bisa memilih, jadikan teknologi ajang prestasi atau ajang merugikan diri?

Sistem kerja dari TEMAN PETANI yaitu: 

  1. TEMAN PETANI melakukan inisialisasi dengan beberapa sensor. 2. Sensor akan mendeteksi komponen-komponen yang ada pada KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 guna mengetahui langkah lebih lanjut  yang akan dilakukan TEMAN PETANI
  2. KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 mulai mengirimkan data tentang kinerja teknologi yang terdapat pada aplikasi TEMAN PETANI akan terdeteksi  melalui web server di smartphone. 
  3. Aplikasi TEMAN PETANI mengakses web server untuk mendapatkan informasi dan data, sehingga petani dapat memberikan perintah melalui  aplikasi TEMAN PETANI
  4. KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 mulai bekerja dengan control dari  aplikasi TEMAN PETANI

Berikut adalah estimasi biaya pembuatan seperangkat teknologi di dalam  KERAMBA PERTANIAN’S 5.0 : 

NAMA KOMPONEN  HARGA
Sensor kelembapan tanah (YL-69)  Rp. 20.000
Sensor suhu DHT11  Rp. 25.000
Sensor pH Air Arduino  Rp. 450.000
Sensor Arduino Uno  Rp. 170.000
Sensor PIR PING  Rp. 75.000
Organik Fertilizer Sprinkler  Rp. 100.000
Buzzer  Rp. 80.000
Picker galah  Rp. 920.000
TOTAL  Rp. 1.840.000

 

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk merealisasikan teknologi ini antara lain sebagai berikut: 

  1. Penulis bekerja sama dengan pengelola untuk mendiskusikan ide awal dan mengembangkan aliran pemikiran dari teknologi yang ingin mereka ciptakan. 
  2. Penulis juga bekerja sama dengan profesional TI.
  3. Penulis mengumpulkan data pendukung lainnya melalui survey literatur dan wawancara. 
  4. Penulis menjalin komunikasi aktif dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 
  5. Penulis juga akan terus menjajaki dan mencari mitra dari berbagai pihak termasuk produsen teknologi Indonesia. 

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa “KERAMBA  PERTANIAN’S 5.0” merupakan sebuah kolaborasi teknologi berbasis digital dengan aplikasi yang mampu memudahkan masyarakat terutama petani dalam  bercocok tanam. Masyarakat tidak perlu memikirkan lahan bahkan sampai  membeli lahan sekaligus karena petani dapat memanfaatkan kolam ikan  berkonsep keramba sebagai media bercocok tanam. Meminimalisir terjadinya  konversi lahan pertanian. Mengoptimalkan hasil pertanian guna meningkatkan  sumber daya alam (SDA). Masyarakat dapat memanfaatkan air di kolam ikan  sebagai media tanam untuk bercocok tanam yang kekinian, serta memudahkan  petani. Memudahkan pemeliharaan ikan baik dari proses pertumbuhan ikan dan  keberadaan ikan. Sehingga, dengan memanfaatkan air kolam ikan sebagai sarana  meningkatkan sumber daya alam. Mengubah pola pikir masyarakat terhadap  sektor pertanian agar tidak dipandang sebelah mata. Meningkatkan daya tarik dan  minat regenerasi muda dalam bertani. Serta meningkatkan strategi budidaya  dalam bertani yang presisi. 

Baca juga :   Tools berbahaya Wireshark

DAFTAR PUSTAKA  

Admin Liputan6.com. 2020. Moeldoko Ungkap Tantangan Pertanian di Asia dan  Indonesia. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4200213/moeldoko ungkap-tantangan-pertanian-di-asia-dan-indonesia. [16 Maret 2023, 11.15  WIB]. 

Anna Fatchiya, dkk. 2016. Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian dan  Hubungannya dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani. Jurnal  Penyuluhan, Vol. 12, No.2, Hal. 190. 

KemenPAN-RB. 2022. Ekonomi Indonesia Kebal Resesi. https://www.menpan. go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/ekonomi-indonesia-kebal-resesi#:~: text=Adapun%20pertumbuhan%20ekonomi%20Indonesia%20 berdasarkan)%20pada%20kuartal%20II%2D2022. [16 Maret 2023, 14.05  WIB].  

Kurniawan, Alek. 2019. Ini Upaya Pemerintah dalam Perlindungan Lahan  Pertanian di Daerah. https://money.kompas.com/read/2019/10/09/  092000026/ini-upaya-pemerintah-dalam-perlindungan-lahan-pertanian-di daerah?page=all. [17 Maret 2023, 19.40 WIB].

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *