Ketahanan Siber dan Peran Masyarakat Dalam Mengatasi Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial
Oleh : Chintara Lutfiah Muliani
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Perkembangan teknologi yang semakin cepat guna melakukan berbagai aktivitas, tidak hanya menimbulkan dampak positif namun juga dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satunya kejahatan dunia maya atau cyber crime. Menyebarkan berita bohong atau hoax merupakan salah satu bentuk dari cyber crime. Media sosial menjadi saluran tertinggi dalam penyebaran berita hoax yaitu sebesar 92,40 persen. Hoax yaitu usaha memutarbalikan fakta menggunakan informasi seakan-akan dapat dipercaya namun tidak bisa diperiksa kebenarannya. Berita hoax dapat tersebar di seluruh bidang seperti dunia hiburan, pemerintahan, keuangan, perbankan, dan masih banyak lagi bideng yang sering disalahgunakan melalui hoax.
Penyebaran informasi hoax tentunya mengakibatkan ketidaktenangan di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat butuh diingatkan supaya memanfaatkan media sosial dengan bijak serta jangan mudah dipengaruhi kabar yang tidak benar. Media sosial hendaknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan sinergi dan bersifat mendidik. Maka dari itu, pemerintah melalui Kominfo gencar mengadakan gerakan nasional anti hoax ke seluruh masyarakat Indonesia. Caranya dengan menggabungkan kekuatan relawan dari semua daerah di penjuru Indonesia untuk serentak menjadi pendorong selaku perwakilan anti hoax.
Ketahanan siber juga diperlukan untuk mengatasi tersebarnya berita hoax. Indonesia harus bersama-sama memusatkan perhatian dalam membangun dasar ketahanan siber. Dasar-dasar ketahanan siber yang perlu dibangun adalah :
Pertama, keamanan siber yang berkaitan dengan empat hal, yaitu kualitas infrastruktur siber yang didukun riset teknis mutakhir. Dasar kedua adalah manajemen risiko, menjamin kemanan siber di Indonesia memperhatikan perkembangan siber terkini. Dasar ketiga berhubungan dengan kelanjutan proses bisnis yang mesti dilaksanakan bersama-sama dengan lingkungan pemerintah. Dasar keempat berhubungan dengan kemampuan guna memulihkan jika terjadi masalah pada dunia maya.
Saat ini kita hidup di Era Pasca-Kebenaran (Era Post Truth) dimana orang lebih mengandalkan berita yang mereka sukai daripada melihat fakta dan sumber. Untuk memeriksa apakah suatu informasi hoax atau bukan, masyarakat bisa memeriksanya melalui laman seperti cekfakta.com, stophoax.id, dan turnbackhoax.id. Jika menemukan informasi hoax, masyarakat juga bisa melaporkannya langsung ke Kementrian Kominfo melalui Aduankonten.id.
Jika hoax bersifat politik, Anda bisa melaporkannya ke Bawaslu. Anda juga bisa melaporkan hoax melalui Mafindo dengan mendownload aplikasi Hoax Busters Tools, atau aplikasi Patroli Cyber yang dibuat oleh Mabes Polri.
Untuk mencegah meluasnya penyebaran hoax, masyarakat dihimbau untuk menyajikan informasi-informasi positif yang bermanfaat bagi banyak orang. Misalnya, membangun komunitas amal di media sosial, promosi produk lokal UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), mendirikan komunitas belajar daring, dan membuat komunitas pecinta lingkungan. Dalam membuat informasi yang positif, masyarakat terlebih dahulu perlu bijak memilih informasi yang patut di era digital.
Cara-cara bijak memilih informasi yang patut di era digital diantaranya baca informasi dengan cermat, bukan hanya judul dan intinya, bandingkan melalui laman lain dengan tema bahasan yang sama, baca menurut sumber yang paling dipercaya, menyaring informasi dengan tema tertentu melalui fungsi filter media sosial, tidak boleh menyebar informasi SARA, pornografi, dan informasi pribadi.
Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melindungi privasi dan data pribadi di media sosial yaitu aktifkan mode pribadi pada media sosial, saat memilih permintaan pertemanan, hanya terima akun yang betul-betul Anda kenal, jangan pernah saling menghubungkan akun media sosial Anda, hindari share location di media sosial supaya terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan seperti kriminalitas, gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun.
Dalam mengatasi penyebaran hoax, sistem ketahanan siber tetap perlu peran manusia, dalam hal ini masyarakat untuk mendukung kampanye anti-hoax serta perlu kesadaran dari masing-masing individu supaya melindungi serta menjaga data-data pribadinya agar tidak tersebar dan disalahgunakan di media sosial. Maka dari itu, ketahanan siber tidak dapat terlepas dari peran manusia, keduanya harus berjalan beriringan.
0 Comments