KETERGANTUNGAN TEKNOLOGI DALAM AKTIVITAS AKADEMIK
OLEH : SABILA NUR RAHMAH
Seberapa sering kamu menggunakan website dan aplikasi pendukung untuk membantumu menyelesaikan tugas? Atau bahkan jalan tersebut menjadi solusi utama kamu setiap kali merasa kesulitan?
Minimnya daya pemahaman kita terhadap penjelasan dari bapak/ibu guru pengajar sering kali membuat menjadi kurang menguasai materi. Ditambah lagi dengan adanya stigma yang tertanam pada bapak/ibu guru tentang dunia internet yang selalu dapat membantu anak didiknya dalam penyelesaian tugas-tugas yang mereka berikan, membuat website dan video youtube dengan pembahasan soal-soal dari buku panduan siswa ramai dikunjungi pelajar.
Mereka berbondong-bondong mencari penjelasan ulang, contoh pembahasan soal, bahkan hingga kunci jawaban. Hal ini tentu menimbulkan pemikiran pada para pelajar bahwa internet adalah solusi mempermudah segala tugas. Tak hanya pada penyelesaian tugas, bahkan saat ujian ataupun penilaian harian (Ph) mereka tidak bisa lepas dari ketergantungan internet. Dapat dipastikan segala bentuk kecurangan akan selalu di lakukan oleh para pelajar demi memenuhi kriteria nilai yang dianggap bagus.
Lalu bagaimana dengan fitur-fitur keamanan yang dibuat oleh beberapa website dan aplikasi? Apakah masih memungkinkan pelajar untuk melakukan kecurangan?
sebelum kita memasuki pembahasan mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut. Alangkah baiknya kita mengetahui dulu aplikasi dan website yang umum digunakan untuk melaksanakan ujian secara online atau digital.
APLIKASI DAN WEBSITE YANG UMUM DIGUNAKAN UNTUK PELAKSANAAN UJIAN
1.Google Form
layanan dari Google yang satu ini memudahkan penggunanya dalam membuat kuesioner, formulir, atau tes online dengan basis digital. Dari fungsinya, tak heran lagi jika banyak individu, instansi maupun organisasi yang tertarik menggunakan layanan tersebut termasuk untuk mengadakan ujian yang gak pakai ribet.
Kelebihan google form sendiri selain mudah digunakan secara gratis juga dapat diketahui bahwa google form menjadi lebih unggul karena mempunyai semua fasilitas google drive, tidak perlu mendaftar lagi dan layanan ini sudah terintegrasi dengan google classroom. Tetapi, layanan ini masih memiliki kekurangan diantaranya belum bisa menggunakan lambang matematika, tidak dapat memberikan bobot pada soal essay, sering mengalami crash saat browser tidak mendukung serta yang paling utama adalah tiadanya fitur yang dapat mendeteksi kecurangan siswa saat mengerjakan soal.
2.CBT Exam Browser – Exambro
Aplikasi ini mengklaim bahwa dapat meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan saat ujian online berlangsung. Maka dari itu tidak banyak instansi pendidikan yang sekarang ini memilih untuk beralih ke aplikasi CBT. Dengan kelebihannya yakni siswa tidak bisa membuka aplikasi lain, membuka galeri foto, catatan, ataupun menscreenshoot tampilan layar pada saat pelaksanaan ujian apalagi dilengkapi dengan timer yang membuat para siswa akan lebih fokus mengerjakan soal. Namun meski begitu, ada saja kekurangan dari CBT ini seperti sering kali pada penerapannya para siswa tidak menggunakan sarana komputer yang dimiliki sekolah karena jumlah yang terbatas, kemudian sekolah juga harus memastikan bahwa jaringan mereka tetap stabil saat digunakan oleh banyak siswa secara bersamaan.
Nah dengan fitur-fitur keamanan tersebut apakah siswa siswi yang ketergantungan internet masih bisa melakukan kecurangan?
Jawabannya adalah iya, karena sarana komputer yang terbatas sehingga siswa diizinkan untuk menggunakan ponsel pribadi dan tidak semua pengawas ujian paham akan teknologi maka para siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini seperti salah satunya menggunakan aplikasi floating apps. Jadi terkesan teknologi vs teknologi ya?
Dengan aplikasi floating apps para pelajar yang sudah ketergantungan teknologi internet masih memungkinkan untuk mereka mengakses aplikasi pendukung seperti kalkulator, catatan, bahkan browser untuk membantu mereka mempermudah pengerjaan ujian meski dengan aplikasi CBT sekalipun, karena aplikasi floating apps memungkinkan ponsel mereka untuk melakukan multitasking dengan menampilkan ikon aplikasi mini melayang di layar ponsel yang bahkan opsitasnya dapat disesuaikan.
Kemudian selain dengan floating apps tidak sedikit pula para siswa yang kedapatan membawa 2 ponsel pribadi pada saat pelaksanaan ujian. Tujuannya jelas saja untuk mempermudah mereka dalam mencari jawaban di laman internet.
Kemudian cara mengatasinya bagaimana? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi adanya kecurangan:
CARA MENGATASI KECURANGAN OLEH PELAJAR YANG KETERGANTUNGAN INTERNET
1. Kembali menggunakan ujian berbasis kertas
Meskipun pelaksanaannya terkesan kuno dan agak ribet tetapi ujian dengan cara ini terbukti meminimalisir bocornya soal sebelum waktu ujian dan jika terdapat siswa yang kedapatan menyontek maka akan terlihat lebih ketara dibanding dengan ujian secara online.
2. Memastikan pengawas ujian paham teknologi
Jika ujian dilaksanakan online maka pastikannlah pengawas ujian paham akan teknologi supaya dapat mendeteksi kecurangan siswa
3. Buatlah soal yang mengaruskan siswa mengungkapkan penalaran atau pendapat pribadinya
Dengan model soal seperti ini tentunya akan membantu meminimalisir kecurangan sebab pasti lebih sulit ditemukan jawabannya di internet dari pada soal yang berbasis pengetahuan
0 Comments