Manusia Beradaptasi dengan Teknologi atau Teknologi Beradaptasi dengan Manusia?
Oleh : Novia Nur Aliftiani
Karya : novianuraliftiani693@gmail.com
Teknologi sudah menjadi satu aspek yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan manusia dijalankan dan dilakukan dengan bantuan teknologi sehingga secara tidak langsung beradaptasi dengan teknologi sangatlah wajar. Contoh konkretnya adalah penggunaan smartphone sebagai alat komunikasi yang sudah sangat umum di kalangan masyarakat.
Karena semua kebutuhan manusia dikaitkan dengan teknolog, mau tidak mau perkembangan teknologi juga terus dilakukan. Bahkan, kemajuan teknologi menjadi suatu hal yang selalu dinanti dan ditunggu oleh banyak pihak. Hal ini mengindikasikan bahwa kemajuan teknologi bukan lagi hal yang aneh untuk ditemukan.
Kemajuan teknologi yang pesat ini membuat banyak orang berusaha untuk beradaptasi dengan segala perkembangan yang ada. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi dilakukan untuk memudahkan kehidupan manusia. Lalu pertanyaannya, siapa yang harus beradaptasi? Manusia beradaptasi dengan teknologi, atau teknologi beradaptasi dengan manusia?
Indikasi Manusia Beradaptasi dengan Teknologi
Ungkapan “Gaptek” atau yang dipanjangkan menjadi “Gagap Teknologi” merupakan bukti nyata bahwa manusia beradaptasi dengan teknologi. Agar lebih mudah dipahami, maka akan dijabarkan arti dari ungkapan ini dulu. Kata “Gaptek disematkan kepada orang yang tidak bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.
Jika seseorang tidak bisa memakai teknologi dengan baik, maka kebanyakan orang akan menganggapnya sebagai orang yang “Gaptek”. Mungkin banyak yang menganggap ungkapan ini sepele. Namun sebenarnya, ungkapan ini berkaitan langsung dengan proses manusia beradaptasi dengan kemunculan teknologi.
Saat seseorang dikatakan “Gaptek”, maka orang tersebut mungkin akan terstimulasi untuk belajar teknologi. Jika proses belajar teknologi ini sudah dilakukan, artinya orang tersebut sudah melakukan kegiatan adaptasi. Apabila nantinya orang yang “Gaptek” ini sudah mahir dengan teknologi dan tidak lagi dianggap “Gaptek”, maka proses adaptasi dengan teknologinya bisa dikatakan berhasil.
Contoh lain adalah saat muncul perangkat smartphone terbaru dengan fitur canggih dan fungsional yang belum ada di perangkat lainnya. Kemunculan perangkat seperti ini tentu akan menggiring orang untuk melakukan pembelian meski fiturnya belum terbiasa dipakai. Mungkin yang paham fiturnya hanya kelompok elit yang sudah profesional dengan teknologi dan pengembangnya sendiri.
Akhirnya, orang yang sudah membeli tersebut akan belajar untuk menggunakanya. Setelah bisa, maka orang ini akan dianggap sebagai orang yang “Melek Teknologi” karena berhasil melakukan adaptasi. Hal ini juga membuktikan bahwa manusia secara tidak langsung telah beradaptasi dengan yang namanya teknologi.
Berdasarkan pemaparan ini, maka sudah ditemukan bahwa indikasi manusia beradaptasi penuh dengan teknologi benar adanya dan nyata terjadi. Gambaran ini sudah jelas dan bisa dianggap sebagai penjelasan yang bisa diserap karena secara tidak langsung memang sudah terjadi. Bahkan mungkin pembaca saat ini juga sedang merenungi bahwa sudah melakukan proses adaptasi tersebut.
Indikasi Teknologi Beradaptasi dengan Manusia
Kemudian apakah benar jika dikatakan bahwa hanya manusia yang beradaptasi dengan teknologi tanpa ada timbal balik? Jika berbicara mengenai kebalikannya, maka indikasi teknologi beradaptasi dengan manusia juga sudah ada. Pernyataan yang satu ini justru lebih jelas gambarannya daripada pernyataan bahwa manusia beradaptasi dengan kemunculan teknologi.
Kebanyakan peralatan atau perangkat teknologi dibuat dengan memperhatikan pemakaiannya, yaitu manusia itu sendiri. Berdasarkan pernyataan ini maka sudah bisa diartikan bahwa proses adaptasi terhadap manusia sudah terjadi. Bahkan proses ini sudah terjadi sejak awal kemunculan teknologi.
Contoh konkretnya adalah kemunculan handphone yang mulanya bernama lain dan memiliki ukuran yang jauh berbeda dengan smartphone masa kini. Dulu ukurannya sangat besar sehingga membuat manusia akan kesulitan untuk membawanya. Akhirnya, teknologi dibuat dengan ukuran yang jauh lebih kecil agar lebih mudah dibawa.
Penjelasan ini juga bisa disesuaikan dengan perangkat lain yang memiliki konsep serupa. Ada banyak peralatan yang dulunya tidak ada, namun karena kebutuhan manusia maka dibuatlah untuk memudahkan segala proses. Misalnya alat teknologi di bidang kedokteran. Tentu dulu teknologinya tidak secanggih sekarang. Namun karena dibutuhkan, maka dibuatlah teknologi yang bisa menyelesaikannya.
Hal ini sudah bisa memberikan gambaran serta konsep nyata bahwa teknologi juga beradaptasi dengan manusia. Ide awal pembuatan teknologi juga dikhususkan untuk membantu segala proses yang dibutuhkan manusia. Jadi fakta yang satu ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja meski ada indikasi bahwa manusia yang beradaptasi dengan teknologi.
Siapa yang Harusnya Beradaptasi?
Kemudian jika ada pertanyaan seperti, siapa yang harusnya beradaptasi? Apakah benar manusia yang harus beradaptasi dengan teknologi? Atau justru harusnya teknologi lah yang beradaptasi dengan manusia? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya tidak mudah muncul di benak manusia yang sudah terbiasa memakai teknologi.
Mungkin pertanyaan seperti itu akan muncul saat ada berita yang muncul bahwa robot siap menggantikan kerja manusia yang manual menjadi otomatis. Jika melihat berita semacam itu, manusia cenderung tidak mau menerima karena menganggap manusialah yang seharusnya ada di depan dan tidak boleh kalah dari teknologi.
Namun bagaimana jika ada banyak fakta yang mengindikasikan bahwa manusia memang juga beradaptasi dengan susunan teknologi? Apakah nantinya manusia juga harus menerima jika dominasi pekerjaan diselesaikan oleh robot? Tentu hal ini masih belum mudah diterima mengingat manusia memiliki akal yang jelas.
Sebelum masuk pada kesimpulan, perlu dipahami dulu bahwa teknologi juga dibuat oleh manusia. Sebelum ada proses adaptasi manusia dengan teknologi, ada proses di mana teknologi beradaptasi dengan manusianya. Namun jika ditarik lebih jauh, manusia yang berperan sebagai pengembang teknologi juga yang beradaptasi terlebih dahulu dengan teknologi melalui permasalahan yang dihadapinya.
Saat pengembang merasakan suatu masalah dan ingin menyelesaikannya dengan membangun teknologi tertentu, maka prosesnya akan kembali di mana manusia beradaptasi penuh dengan teknologi. Artinya, proses ini menjadi suatu lingkaran yang tidak bisa dihentikan. Dua-duanya akan saling berkaitan dan akhirnya berkembang dengan penemuan teknologi yang tidak ada habisnya.
Apabila tidak dihentikan, maka tidak akan ada akhir dari pengembangan. Fakta manusia beradaptasi dengan teknologi akan terus muncul, dan fakta bahwa teknologi beradaptasi dengan manusia juga akan terus ada. Namun ini semua kembali pada opini dan permasalahan masing-masing pihak, mana yang seharusnya beradaptasi dengan lebih dominan.
0 Comments