Mari Mengenal Perbedaan Food Loss dan Food Waste

Uploaded by ZakaFahmi

March 24, 2023

Mari Mengenal Perbedaan Food Loss dan Food Waste

Karya: Agnes Simanjuntak

Food loss adalah hilangnya sejumlah pangan pada tahapan produksi dan distribusi sebelum pada tahap konsumsi. Food loss dapat dikatakan sebagai sampah makanan yang berasal dari bahan mentah (misalnya sayur-sayuran atau buah-buahan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang). Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan bahan makanan untuk memasak dan mengolah bahan makanan tersebut. 

Food waste biasanya terjadi di tingkat ritel dan konsumen. Misalnya, makanan yang tersisa di piring dan makanan yang sudah kadaluarsa. Makanan tersebut sudah tidak bisa dikonsumsi dan akhirnya terbuang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya food waste seperti gaya hidup/gengsi, tidak menghabiskan makanan dikarenakan sebuah gaya hidup dan tren di kalangan anak muda, mengambil makanan secara berlebihan sehingga tidak habis dikonsumsi ataupun membeli dan memasak makanan yang tidak disukai. Sampah organik merupakan kontributor sebagian besar dari sampah organik seperti kulit buah dan sayuran, tulang ikan, kaki ayam, bahan makanan kadaluarsa, sisa makanan belum dimakan.

Beberapa contoh perilaku food loss dan food waste sering ditemui di kalangan masyarakat Indonesia. Misalnya pada saat acara pernikahan, kerap masyarakat mengambil makanan yang berlebih dan berujung pada makanan tidak habis dan terbuang. Atau perilaku konsumtif masyarakat demi membuat konten di sosial media namun tidak untuk dikonsumsi dan akhirnrya dibuang. Dampak yang paling mengkhawatirkan dari peristiwa food loss dan food waste adalah ancaman kelangkaan atau krisis pangan karena tingginya sumber makanan yang tidak diproduksi dan dimanfaatkan dengan semestinya. Food waste yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat menghasilkan gas metana dan karbondioksida yang berlebih. Hal ini dapat mengakibatkan gas-gas tersebut terbawa ke atmosfer dan berpotensi merusak lapisan ozon. Fenomena food waste bagi lingkungan juga dapat menyebabkan kerugian dan pencemaran. Pencemaran air dan emisi gas buang sehingga menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. 

Baca juga :   ChatGPT dan Masa Depan Kecerdasan Manusia

Menurut penelitian oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, permasalahan terkait food waste menjadi yang terbesar terlebih dikarenakan Indonesia menjadi negara kedua setelah Arab Saudi sebagai penyumbang terbesar dalam permasalahan ini. Di Indonesia, sampah makanan belum mendapatkan perhatian khusus meskipun memiliki potensi yang sangat besar untuk dikelola. Dilihat dari aspek sosial, permasalahan food loss dan food waste termasuk penyebab utama isu kelaparan yang terjadi di beberapa negara. Terdapat ketimbangan sosial dimana masyarakat yang kaya semakin menikmati tingkat sosialnya, dan bagi tingkat masyarakat ekonomi rendah akan semakin menderita karena penyaluran makanan yang tidak merata dan akibat dari food waste itu sendiri. 

Bagaimana cara menangani food loss dan food waste? Beberapa cara dapat dilakukan seperti tidak membeli makanan yang berlebihan, menyimpan makananan dengan baik. Sampah food waste dapat juga dijadikan sebagai pupuk kompos untuk tanaman yang berada di pekarangan rumah. Salah satu cara lainnya dalam menangani food loss dan food waste adalah budidaya lalat BSF. Karena dari budidaya manggot tidak ada yang di buang secara sia-sia, mulai dari lalat yang mati, lendir dalam pakan hingga sisa-sisa pakan. Istilah zero waste food saat ini kerap disosialisasikan ke masyarakat yaitu gaya hidup yang menerapkan konsep reuse pada produk atau makanan untuk mencegah sampah produk atau makanan tersebut terbuang ke tempat pembuangan, atau bahkan dilaut. 

Indonesia memiliki peraturan dalam pengelolaan sampah makanan yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 yang disebutkan bahwa pengelolaan sampah terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah. Beberapa langkah dapat dilakukan seperti edukasi terhadap masyarakat dalam bijak berbelanja, menyimpan makanan dengan baik agar tidak mudah terbuang, dan memanfaatkan sisa makanan dengan mengolahnya seperti dijadikan pupuk kompos yang baik bagi tanaman. 

Baca juga :   Teknologi dan Alat Canggih: Cara BMKG Mendeteksi Gempa Bumi dengan Presisi Tinggi

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *