Mengenal Linux Terminal Server (LTSP)

Uploaded by ZakaFahmi

July 20, 2022

Mengenal teknologi terminal server dalam bahasa sederhana sering disebut teknologi cloning. Pada teknologi cloning, sebuah komputer server yang besar diakses oleh banyak komputer klien melalui jaringan LAN agar merasakan kecepatan yang hampir sama dengan komputer server tersebut. Pada teknologi ini, komputer klien dapat tidak menggunakan hard disk (diskless). Komputer klien berbasis Windows juga dapat mengakses Linux Terminal Server ini.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Jumlah komputer klien yang dapat ditampung pada suatu terminal server akan bergantung kepada kemampuan server, jaringan dan sistem operasi yang digunakan. Keberadaan jaringan dan server yang kuat serta handal sangat penting dalam konfigurasi terminal server. Selain itu, kemampuan sistem operasi dalam melakukan manajemen user account juga menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja sistem. Kerusakan kecil saja yang mengakibatkan jaringan putus atau server mati akan berakibat fatal pada sistem.

Teknologi terminal server cocok digunakan pada lingkungan dimana penggunanya hanya menjalankan aplikasi-aplikasi desktop standar saja seperti aplikasi perkantoran, web browser dan pemutar musik, misalnya untuk keperluan sekolah, perpustakaan dan perkantoran yang pekerjaannya relatif monoton dan administratif. Konfigurasi terminalserver agak sulit diterapkan pada lingkungan dimana penggunanya sangat aktif (power user), misalnya mereka yang suka mengedit video sendiri, memainkan game berdefinisi tinggi, perlu sering burning cd dan lain-lain.

Linux Terminal Server Project (LTSP) atau sering disebut sebagai teknologi PC cloning mengadopsi arsitektur thin client dimana sebuah PC server yang besar diakses oleh banyak PC workstation. Disebut mengadopsi arsitektur thinclient karena pada sisi end-user sebagai klien hanya berfungsi sebagai terminal saja, meski terminal tersebut dapat berupa komputer yang memanfaatkan jaringan komputer yang ada.

Baca juga :   Bagaimana cara teknologi mengubah kegiatan manusia

Pada lingkungan LTSP, klien di-boot menggunakan BootROM (umumnya berupa disket) yang sudah terpasang pada kernel Linux atau kartu jaringan yang mendukung PXE (Preboot eXecution Environment). Setelah kernel di-load dalam memori, ia mulai bekerja untuk mencari server yang memiliki DHCP atau Boot Protocol (BOOTP) untuk memperoleh IP address. Server yang menangkap permintaan klien memeriksa terlebih dahulu apakah klien tersebut sudah terdaftar sebagai komputer yang boleh masuk atau tidak. Bila klien tersebut sudah terdaftar, maka server memberikan IP Address kepada klien. Selanjutnya klien akan memperoleh kernel kemudian mount root filesystem melalui server menggunakan protokol Network File System (NFS). Setelah itu menjalankan Xwindow dimana prosesnya terjadi di server namun hasilnya yang berupa Graphical User Interface (GUI) akan tampak pada komputer klien.

 

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *