MENGENAL PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI), APAKAH MENGGANTIKAN PROFESI SENIMAN?
OLEH : APRIANNE ADE PRAMESTI
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!EMAIL : yooji.ayanne@gmail.com
Semakin berkembangnya zaman, semakin pesat pula perkembangan berbagai macam teknologi nya, bahkan semakin canggih. Kegunaan dan menfaat setiap teknologi pun juga berbeda-beda, namun pada intinya kegunaan teknologi adalah untuk mempermudah persoalan yang ada di kehidupan sehari-hari. Salah satu teknologi tersebut yang saat ini menjadi perbincangan hangat adalah teknologi kecerdasan buatan. Terutama peran besarnya terhadap bidang seni.
Membahas tentang teknologi kecerdasan buatan, kita seringkali menjumpai kata AI/Artificial Intelligence. Apa itu Artificial Intelligence atau biasa disebut dengan AI? AI adalah teknologi kecerdasan buatan yang mampu memecahkan masalah di berbagai bidang kehidupan. Bahkan kecanggihan AI melebihi kecerdasan manusia. Selain itu, fungsi AI diantaranya adalah untuk memecakan masalah-masalah kognitif yang rumit, membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga meringankan kewajibannya di dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan kecerdasan buatan di era modern saat ini bukanlah suatu hal yang sulit. Semua bisa menggunakannya di manapun dan kapanpun saat mereka membutuhkan.
Salah satu peranan AI adalah di bidang kesenian. Algoritma dan meta data AI dapat menghasilkan suatu karya seni. Teori-teori algoritma dan meta datanya bisa membuat dan memilih warna, bentuk, komposisi, dan sebagainya. Semua bisa dirumuskan dengan mudah. Oleh karena itu, belakangan ini banyak orang-orang yang memanfaatkan AI ketika mereka ingin menghasilkan suatu karya seni. Mereka lebih memilih memanfaatkan kecanggihan AI tersebut tanpa harus bersusah payah mendatangi atau menghubungi seniman untuk menghasilkan suatu karya. Atau bahkan dengan adanya AI orang-orang tidak perlu mencoba dan berusaha keras untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan karena teknologi buatan ini.
“yang banyak tidak orang sadari adalah, ketika mereka mencoba fitur AI tersebut, bahwa apa yang mereka lakukan disitu menjadi data dan bahan pembelajaran AI. Data kalian akan menjadi buku mereka” papar Arief Demiwansyah seorang influencer dalam cuitan twitternya (07/12/2022). Fitur AI ini sering dijumpai dalam filter sosial media Tik Tok, Instagram, bahkan website dan aplikasi lainnya. Tentunya ini merupakan salah satu dampak negatif terbesar teknologi kecerdasan buatan ini. Jadi, jika AI terlalu sering dioprasikan, dan dimanfaatkan maka akan ada resiko yang ditanggung kedepannya. AI perlahan akan mengalihkan jobdesk berbagai profesi termasuk seniman.
Namun, apakah AI benar-benar sepenuhnya menggantikan profesi seniman? Tidak, karena walaupun begitu karya seni yang dihasilkan AI tidak memiliki perasaan, sentuhan, karakteristik, emosi, dan lainnya yang memikat seperti karya seni ciptaan manusia biasa. Karya seni AI cenderung monoton dan biasannya hanya bisa menggantikan pekerjaan repetetif. “saya ilustrator dan dibilang terpengaruh juga tidak. Karena AI mungkin bisa memberi assist hasil bagus over a child doodling tapi kalau heavy custom it’s still the artist area. Memudahkan iya, namun memulai suatu karya dari nol dengan konsep sesuai breafing? No, they can’t” ujar anavigation dalam cuitan twitternya (07/12/2022). Selain itu juga, hak cipta dari karya seni yang dihasilkan oleh AI sangat dipertanyakan, apakah tidak terkena hukum hak cipta dll.
Kedepannya Artificial Intelligence pasti semakin berkembang sangat pesat. Dengan adanya AI manusia semakin terbantu. Namun, kembali lagi dengan cara kita memanfaatkannya. AI tercipta dari meta data buatan manusia, namun jika manusianya sendiri yang salah menggunakan maka akan ada resiko besar yang harus ditanggung. Mungkin, dimasa depan AI akan menggantikan semua profesi, namun AI tidak akan bisa menggantikan peran manusia.
0 Comments