PERAN DAN KREATIVITAS GENERASI MUDA DALAM MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN RESESI
Oleh : Siti Zakiyatun Nisa’
Resesi menurut Nasional Bureaus of Economic Research (NBER) AS, resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh bidang ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB rill, pendapatan rill, lapangan kerja produksi industri, dan penjualan grosir eceran. Pengertian lebih singkatnya, disajikan oleh Julius Shiskin pada tahun 1974, yang menyatakan resesi adalah penurunan produk domistik bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Ada beberapa faktor penyebab yang bisa menimbulkan resesi, yaitu inflasi, deflasi berlebihan, gelembung asset pecah, guncangan ekonomi yang mendadak, perkembangan teknologi, ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut, nilai impor lebih besar dari ekspor, dan tingginya tingkat pengangguran.
Di negara Indonesia mulai mendekati jurang resesi. Pada bulan Juli 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan Indonesia pada kuartal ll 2020 sebesar -5,32% yoy. Angka tersebut memburuk dari kuartal sebelumnya yaitu 2,97% yoy. Dalam sejarah , kontraksi ini merupakan yang terburuk semenjak kuartal-1 1999, yaitu sebesar -6,13%
Dampak dari resesi itu sangatlah besar terhadap kehidupan masyarakat, antara lain lapangan pekerjaan yang menurun, produksi yang menurun dan reaksi yang melambung tinggi. Hal itu membuat daya beli dan investasi menurun sehingga perekonomian melambat dan pembangunan negara menjadi terhambat.
Ada beberapa cara pencegahan untuk menghindari terjadinya resesi, antara lain:
1.Belanja besar-besaran oleh pemerintah
Dengan belanja besar-besaran akan mempengaruhi perputaran ekonomi agar tidak macet dan dunia usaha tergerak supaya bisa terus berinvestasi.
2.Bantuan UMKM
UMKM Indonesia saat ini berjumlah sekitar 64,2 juta usaha dan berkontribusi 60,51% terhadap PDB atau senilai Rp 9.580 triliun. UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan 97% dari total tenaga kerja yang ada dan dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Maka dari itu perlu dilakukan tranformasi UMKM melalui penerapan teknologi digital, sehingga dapat memberikan layanan dengan jaringan yang luas, cepat, efektif dan efesien.
3.Menarik kepercayaan investor
Diharapkan bisa menarik kepercayaan investor supaya para investor mau untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga perpuratan ekonomi bisa menjadi lebih baik lagi.
Upaya yang dapat menghadapi resesi, Indonesia bisa menerapkan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang mengandalkan ide dan pengetahuan dari SDM sebagai sumber yang utama.indonesia memiliki 16 subsektor yang berkontribusi dalam ekonomi kreatif. Antara lain, aplikasi dan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, fashion, kriya, kuliner, music, penerbitan,periklanan, TV, radio, aeni pertunjukan, seni rupa dll.
Selain ekonomi kreatif, ada juga ekonomi digital. Seiring dengan transformasi digital, pemerintah juga harus terus menerapkan ekonomi digital Indonesia dengan cara pengembangkan keterampilan digital pada Generasi Z atau generasi milenial.
Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan Sebagian besar merupakan generasi Z. Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang.
Generasi muda yang berkualitas tinggi akan memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Perkembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp 4.434 triliun kepada PDB Indonesia di 2030 atau setara dengan 16% dari PDB. Ekonomi digital Indonesia saat ini termasuk yang tertinggi di ASEAN dengan nilai US$70 miliar atau menguasai 40%dari ekonomi digital ASEAN. Nilai tersebut diperkirakan akan terus tumbuh mencapai US$146 miliar pada 2025.
Dalam hal ini pemerintah harus terus mendorong perkembangan talenta digital melalui program seperti Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy.
Program yang pertama ada Gerakan Nasional Literasi Digital. Gerakan ini merupakan bagian dari komitmen bersama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat ajakan untuk berbagi kreativitas konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggung jawab. Sasaran dari program ini adalah para generasi muda yang sehari-harinya menggunakan internet. Gerakan ini juga untuk meningkatkan literasi digital agar melawan konten negative seperti, berita hoax,cyber bullying, sampai hate speech.
Program yang kedua yaitu Digital Talent Scholarship (DTS). Program ini adalah program pelatihan pengembangan kompetensi yang telah diberikan kepada talenta digital Indonesia sejak 2018. Program ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing, produktivitas, profesionalitas SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi Angkatan kerja muda Indonesia, masyarakat umum dan aparatur sipil negara di bidang komunikasi dan informatika sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta daya saing bangsa di era industri supaya mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.
Program yang ketiga ada Digital Leadership Academy (DLA). Program ini adalah program pelatihan pengembangan SDM dari kementrian komunikasi dan informasi yang di khususkan untuk level pimpinan di sector public (kementrian, lembaga, pemerintah non kementrian, pemda, perguruan tinggi, dan sector swasta). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pemimpin dalam membangun kepemimpinan sehingga mendukung trasformasi digital.
Inti dari pembahasan ini adalah resesi itu pengaruhnya sangat besar bagi negara Indonesi, oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia khususnya generasi muda harus mampu untuk menghadapi resesi ekonomi ini supaya Negara kita terus menjadi lebih baik dan lebih sejahtera lagi.
0 Comments