[SOSiety] Peranan Teknologi Dalam Penyelesaian Masalah Kekerasan Seksual yang Memicu Kehancuran Mental Milenial
Oleh: Ratri Nindya Agustina
Banyaknya laporan kekerasan atau pelecehan seksual di daerah lingkungan kampus, sekolah dan instansi lainnya merupakan latar belakang penulisan esai ini. Kekerasan seksual atau sexual harassment merupakan suatu perbuatan yang menghina, melecehkan, dan atau menyerang bagian tubuh tertentu dari manusia yang digunakan sebagai objek seksual oleh pelaku kekerasan seksual. Maraknya kekerasan seksual di Indonesia sampai sekarang belum bisa teratasi dengan tuntas. Tercatat pada tahun 2021 sebanyak 8.730 korban kekerasan seksual atau 25,07 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. angka yang tidak bisa di katakan sedikit untuk laporan kasus kekerasan seksual, belum lagi jika ada individual yang tidak melapor terhadap kekerasan seksual dengan ancaman pelaku yang membuat dirinya tidak berani melaporkan haknya. Apa yang menyebabkan atau mendorong seseorang melakukan kekerasan seksual? Sehingga kasus kekerasan seksual tidak bisa teratasi dengan baik? Penulis mencoba memberikan jawaban yaitu 2 hal kenapa kasus ini terus terjadi. Pertama, kepribadian dari seseorang yang kurang baik seperti hasrat yang tidak terkendali akibat sering menyendiri dan menonton video asusila. Kedua, pengaruh lingkungan atau pergaulan yang tidak sehat. Pelaku kekerasan seksual biasanya melakukan teror kepada korban dengan hal seksual yang ia inginkan atau bahkan menyerang korban dengan paksa . Korban dari kekerasan seksual ini tentu sangat dirugikan dan merasa dirinya telah dilecehkan oleh orang lain. Hal yang di rasakan akan sangat membekas dipikirannya, hingga mengakibatkan stress dan trauma mendalam serta gangguan mental pada dirinya. Tak hanya itu, seseorang yang tidak kuat menahan pikiran akan berfikir bahwa dirinya tidak lagi pantas untuk hidup di dunia ini dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ia rasa tidak berguna. Permasalahan ini seharusnya dapat cepat teratasi karena sangat menganggu korban dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Ini bukanlah permasalahan remeh yang bisa di lupakan begitu saja dalam pikiran seseorang, namun berdampak pada kesehatan mental dan ketergangguan lainnya. Kesehatan mental merupakan fondasi dalam diri manusia yang harus tetap bertahan karena semua yang dilakukan membutuhkan kesiapan mental yang sigap dan kuat. Contohnya untuk memulai kegiatan pembelajaran ataupun perkuliahan tetap membutuhkan mental yang sehat. Maka penting sekali menjaga kesehatan mental anak-anak bangsa agar supaya dapat melakukan aktifitas secara maksimal sehingga menumbuhkan hasil yang maksimal pula. Indonesia perlu orang-orang yang gigih, orang-orang yang cerdas serta orang-orang yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk kemajuan Indonesia dan itu tentunya harus memiliki fondasi atau mental yang sehat. Oleh karena itu pentingnya menjaga kesehtan mental dan mengatasi pelecehan seksual di negara ini. Dikutip dari suara.com terdapat 4 cara pelaporan kekerasan seksual yang dapat di lakukan yang pertama ke kantor polisi, yang kedua komnas HAM, selanjutnya komnas perempuan dan yang terakhir SAPA 129. Keempat forum tersebut milik lembaga pemerintah yang memfasilitasi kita untuk melapor. Namun penulis menilai forum tersebut belum terlalu sigap untuk mengatasi kekerasan seksual dengan basis darurat.
Melalui esai ini penulis mencoba menawarkan sebuah ide yaitu sebuah aplikasi bernama SOSiety yang merupakan sarana untuk melapor dan menampung laporan kekerasan seksual. Aplikasi ini di lengkapi oleh fitur lokasi yang bisa diakses oleh kepolisian atau pihak berwajib lainnya untuk mendeteksi keberadaan korban yang mengalami kekerasan seksual berbasis darurat, lalu dengan adanya fitur ini akan menyampaikan notifikasi kepada pihak berwajib yang menginformasikan posisi seseorang tersebut dalam keadaan darurat. Dengan demikian, korban kekerasan seksual akan lebih cepat tertangani dari pada menunggu keesokan harinya untuk melapor ke polisi atau instalasi lainnya. Fitur lainnya akan disediakan forum untuk melapor secara online jadi tidak perlu untuk pergi ke lembaga yang berwenang. selain itu aplikasi ini juga akan mencatat pelaku kekerasan seksual dan pelapor kekerasan seksual akan memperlihatkan data-data pelaku yang telah melakukan pelecehan. Dan aplikasi akan menampilkan potret pelaku agar mendapatkan perlakuan setimpal dan merasa jera karena telah dipermalukan hal itu berlaku sesuai domisilli. Selain melalui aplikasi SOSiety sebagai upaya mitigasi, hal-hal yang dapat dilalukan untuk mencegahan pelecehan seksual terhadap wanita diantaranya memakai baju yang sopan dan tertutup, tidak salah memilih teman dan pergaulan, mengurangi aktivitas di luar saat jam malam, membawa self-defence untuk melindungi diri dari orang yang berbuat kejahatan, membatasi perlakuan diri dari orang yang baru kita kenal/ tidak kita kenal. Sedangkan untuk laki-laki diantaranya harus menjaga pandangan dari wanita, menahan hasrat untuk melecehkan wanita dengan membiasakan melakukan aktivitas positif yang berguna. Dan untuk pihak yang berwenang untuk menangani kasus pelecehan seksual bisa memberlakukan aturan-aturan ketat kepada masyarakat dan diharapkan memberlakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar memiliki pemahaman terkait pelecehan seksual. Untuk meningkatkan kualitas kerja, pihak berwajib harus melapor kepada pemerintah minimal 3 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan kinerja dalam penanganan pelecehan seksual.
Penutup
Jadi meningkatnya kualitas suatu negara dihasilkan dari warga negara yang memiliki kesehatan jasmani maupun rohani, memecahkan permasalahan yang marak di kalangan masyarakat seperti contoh kekerasan seksual yang mengakibatkan munculnya masalah baru yaitu rusaknya mental seseorang yang menjadi korban pelecehan. Maka dari itu untuk memberantas pelecehan seksual perlu adanya inovasi penyelesaian yang mampu memberi dampak lebih dari sekedar penyelesaian kasus pelecehan itu sendiri. Aplikasi SOSiety merupakan inovasi yang paling tepat untuk digunakan sebagai acuan memberantas kekerasan seksual di masyarakat dan diwilayah kampus.
0 Comments