Smart Building Sebagai Upaya Penghematan dan Transisi Energi by Rahman Fajar Irnawan

Uploaded by ZakaFahmi

January 3, 2023

Artificial Intelligence: Pemanfaatan Energi Matahari Pada Implementasi Teknologi Smart Building Sebagai Upaya Penghematan dan Transisi Energi

Dewasa ini bumi cukup mengalami perubahan iklim yang cukup ekstrim. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan pola cuaca dalam kurun waktu yang cukup panjang, yang mana berdampak terhadap akan permasalahan lingkungan yang ada di bumi. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim atau climate change yang paling terasa yaitu perubahan waktu musim, kenaikan suhu permukaan bumi yang sangat drastis, dan kenaikan jumlah volume air laut yang disebabkan oleh pencairan es di kutub. Oleh karena itu, climate change memiliki pengaruh yang sangat besar akan kehidupan makhluk hidup dibumi, terutama manusia. Sebab, climate change dapat menimbulkan yang mempengaruhi kehidupan social-economic masyarakat seperti, kekeringan, kelaparan, krisis air bersih, serta kesehatan penduduk.

Selanjutnya, membahas tentang penyebab dari climate change sendiri sebenarnya berasal dari aktivitas manusia, yang dimana memanfaatkan sumber energi fosil sebagai sumber energi. Akibatnya, dikarenakan penggunaan energi fosil yang tak terkendali dan terus meningkat setiap tahunnya, berdampak terhadap naiknya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer, sehingga membuat iklim cenderung tidak stabil, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim atau climate change. Oleh sebab itu, di era globalisasi dan digitalisasi ini, manusia mulai berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang dapat menjadi solusi akan semua permasalahan tersebut.

Membahas tentang teknologi yang saat ini tengah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, tentunya bertujuan untuk mendukung kampanye hemat energi adalah teknologi smart building atau bangunan pintar. Teknologi smart building mulai mendapatkan sorotan masyarakat awan ketika tayangnya salah satu film Amerika Serikat yang berjudul Home Alone 4: Taking Back the House. Pada film tersebut menampilkan sebuah rumah mewah yang didesain dengan teknologi, yang dimana rumah tersebut dapat mengikuti perintah sang pemilik sesuai dengan apa yang dikatakan pemilik. Jika pemilik mengatakan “matikan lampu” maka lampu di rumah tersebut akan mati dengan sendirinya.

Baca juga :   PERAN DAN KREATIVITAS GENERASI MUDA DALAM MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN RESESI

Berdasarkan uraian adegan dari film Home Alone 4: Taking Back the House dapat disimpulkan smart building adalah bangunan yang menggunakan sistem otomasi bangunan. Hal ini berarti bahwa semua perangkat teknologi bangunan dapat dirancang dan di program sesuai kebutuhan dan keinginan, serta kontrol dapat terintegrasi secara otomatis. Terciptanya teknologi smart building tentunya tak lepas dari peran dari artificial intelligence (kecerdasan buatan). Untuk optimalisasi kinerja teknologi kecerdasan buatan yang menjadi peran pada konsep smart building, digunakannya Internet of Things (IoT) sebagai pengendali utama untuk mendukung kinerja dan efisiensi dari smart building.

Internet of Things (IoT) berfungsi untuk menerjemahkan bahasa yang digunakan oleh manusia menjadi bahasa komputer untuk kemudian diproses menjadi output atau hasil sesuai diperintahkan oleh manusia. Untuk itu, agar mendukung efisiensi dari IoT diperlukannya teknologi sensor. Teknologi sensor membangun teknologi otomasi, keamanan dan komunikasi yang dapat diprogram sesuai kebutuhan dan dikendalikan secara terpusat sehingga beroperasi secara otomatis. Saat ini, akibat dari perkembangan teknologi yang luar biasa, sensor dapat mendeteksi suhu, cahaya, pipanisasi, bahkan bencana kebakaran pada sistem smart building. Sehingga pada saat kondisi pencahayaan sudah cukup dari sinar matahari, sensor akan mendeteksi akan cahaya tersebut dan lampu akan otomatis padam, serta jika terjadi nya konsleting dan kebakaran, listrik pun akan otomatis padam karena telah dilengkapi sensor keamanan. Dikarenakan sistem otomatis ini lah smart building menjadi alternatif dalam pengurangan jumlah penggunaan energi yang berlebihan.

Selain itu, pada suatu kondisi terdapat beberapa bangunan pintar atau smart building menggunakan energi matahari sebagai sumber energi listrik. Jenis bangunan ini biasanya lebih kompleks dari smart building biasanya, yang terkadang orang-orang menyebutnya smart green building. Pada smart green building selain penggunaan sensor sebagai upaya penghematan energi, terdapat juga pembakit listrik energi terbarukan, teknologi pengelolaan sampah, dan ruang atau tempat hijau di dalam ruangan. Namun, jika bangunan tersebut hanya menggunakan sensor otomatis dan pembakit listrik energi terbarukan, bangunan masih digolongkan smart building yang bertujuan sebagai bentuk upaya penghematan energi dan transisi ke energi terbarukan, sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif dari climate change, serta mendukung kehidupan berkelanjutan.

Baca juga :   Meningkatkan Proyek Web Anda dengan Free-css.com Sumber Daya Template CSS Gratis

Terakhir, membahas tentang pengembangan teknologi smart building tentunya harus terus dikembangkan oleh para peneliti dan stakeholders terkait. Penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut mengenai teknologi ini bertujuan untuk meningkatkatkan efektivitas, kemudahan, dan efisiensi biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan alat pada bangunan. Agar teknologi smart building dapat diimplementasikan di hampir setiap lapisan masyarakat, sebagai wujud mendukung Sustainable Development Goals 2030 yaitu, energi bersih dan terjangkau atau tujuan nomor 7, investor industristri dan inovasi atau tujuan nomor 9, kota dan komunitas yang berkelanjutan atau tujuan nomor 11, serta, tentunya penanganan terhadap perubahan iklim atau tujuan nomor 13. Serta Indonesia Net Zero Emission di tahun 2045

Karya: Rahman Fajar Irnawan

Email: rahmanfajarirnawan@gmail.com

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *